Sudah sepuluh menit lebih, Mira berada diparkiran kampus. Pandangan ia mengarah kepada siapapun yang baru saja memasuki area kampus. Mira yang tengah menunggu seseorang itu, raut wajahnya tampak berharap, bisa segera menemui orang yang ia tunggu saat ini.
"Mir, buruan ke kelas, yuk? Bentar lagi kelas kita mulai, nih." Ucap seorang gadis berambut panjang dengan poni yang berjejer tengah berada disamping Mira.
"Bentar lagi, Je. Kamu, kalo mau duluan, ya udah sana. Gapapa, aku bisa sendiri, kok." Mira tampak fokus dengan setiap pandangannya. Tidak mempedulikan gadis yang berada disebelah Mira itu tampak kesal ikut menunggu bersama Mira.
"Nungguin siapa, sih?"
Mira menengok ke arah gadis tersebut, "Nungguin kamu, Jesslyn Calista yang cantik, hueekk. Ya, nunggu, kak Gre, lah."
"Miraaaaa!!!" Ekspresi Jesslyn yang ingin menerkam Mira disaat itu juga, kala gadis berambut panjang sepundak itu membuatnya kesal.
Mira justru tertawa dengan seenak jidat melihat kekesalan Jesslyn. Bukannya meminta maaf dengan candaannya itu.
"Dah, Je. Jangan ganggu aku, pokoknya. Aku mau fokus nungguin, kak Gre."
Jesslyn memutar malas bola matanya. Mira yang begitu ambisi menunggu Gracia diparkiran kampus. Tidak mempedulikan Jesslyn yang ingin buru-buru ke kelas saat itu juga.
Disaat Mira yang fokus menatap sekitar, pandangan Jesslyn justru melihat seseorang lain yang ia ketahui sepertinya dari arah berlawanan. Jesslyn sedikit mengerutkan keningnya, menduga-duga bahwa betul, itu adalah sosok yang ia ketahui.
"Mir.. Miraa. Lihat deh, itu kan, kak Siska?" Tunjuk Jesslyn yang melihat Siska dari arah lain.
Mira menengok seketika ke arah yang Jesslyn tunjuk. Dan, betul sekali. Dari arah lain, Siska yang tampak tengah berjalan menuju kelasnya, namun yang terlihat dari penglihatan keduanya, Siska berjalan sendirian.
"Loh, iya bener. Itu, kak Siska. Tapi, kok gak bareng, kak Gre?"
Jesslyn mengangkat kedua bahunya, sebagai jawaban tidak tahu.
Kak Gre, kemana, sih?
Mira menggeleng cepat kepalanya. Ia menarik tangan Jesslyn seketika. Berusaha mengejar Siska yang tampak berjalan sendirian itu.
"Ayo, Je. Kita ke, kak Siska."
Jesslyn berdecak, kekesalan ia kembali meradang kala Mira menarik tangan sebelahnya secara tiba-tiba.
"Miraaa! Pelan-pelan bisa gak, sih?"
"Gak!"
"Ih!"
Mira dan Jesslyn berjalan cepat berusaha mengejar Siska dikoridor kampus. Setelah dirasa jarak keduanya cukup dekat dibelakang Siska, Mira memanggilnya dengan sedikit berteriak.
"Kak Siska!"
Siska yang tengah berjalan itupun, lantas membalikkan badannya. Tampak dihadapannya, dua orang gadis tengah berjalan menghampirinya.
"Ka.. kamu, Mira, kan?" Tanya Siska kepada Mira yang sudah berada dihadapannya.
Mira mengangguk mantap, "Iya, kak. Maaf ya, aku manggil kakak tiba-tiba?"
Siska menggeleng kepalanya.
"Gapapa, Mir. Oh, iya, by the way ada apa, Mir?"
Mira tampak malu-malu dihadapan Siska begitu Siska menanyainya kenapa. Sekilas, Mira melirik ke arah Jesslyn yang berada disampingnya. Mira, bukanlah malu karena Siska. Melainkan, malu karena ingin menanyakan keberadaan Gracia yang belum terlihat olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
22.22 (END)
Romance"Waktu itu kamu pergi tanpa permisi, kenapa sekarang harus repot-repot kembali, Shani?" "Ada banyak hal yang gak kamu mengerti, Gracia." "Dan, ada banyak hal yang kamu gak mengerti tentang gimana perasaan aku selama 2 tahun lebih menahan sakitnya y...