Haruskah?

1.5K 142 3
                                    

Mira berjalan gontai menuju kampusnya. Pikirannya tertuju kepada Shani yang hadir kembali dihadapan Gracia. Mira tahu betul, kehadirannya kembali kepada Gracia tentu tentang perasaan Shani kepada Gracia.

Hati Mira yang merasakan cemburu kepada Shani. Sejenak berpikir, ia merasa kalau Shani terlalu sempurna untuk Gracia. Ia merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan Shani.

Kak Shani pasti masih cinta banget sama kak Gre.

Langkah yang gontai menelusuri koridor kampus. Rasanya, Mira sangat tidak bersemangat untuk menjalani hari ini.

"Miraaaa!!" Panggil seseorang dari belakang, namun Mira belum menyadari seseorang yang memanggilnya.

Merasa Mira belum menanggapinya, ia berlari kecil untuk segera menghampiri Mira. Dan setelah didekatnya, dipeganglah pundak Mira. Merasa Mira dipegang oleh seseorang, ia menoleh ke seseorang tersebut, dan tampak seseorang yang tidak asing baginya. Ya, dialah Jesslyn.

"Hai, Jes." Sapanya, dengan raut wajah yang sangat lesu dan tidak bersemangat.

Kini, Mira dan Jesslyn berjalan secara berdampingan untuk menuju kampusnya. Jesslyn menatap wajah Mira yang sangat tidak biasa itu.

"Lesu amat, kenapa? Biasanya cerah banget secerah mentari pagi, Mir."

"Aku lagi gak bersemangat, Je."

Jesslyn sedikit mengangkat alisnya, "Loh, kenapa?"

"Soalnya, ini tentang--" Ucapan Mira terhenti sesaat begitu seseorang lain yang Mira kenali berdiri dihadapannya.

"Mira?" Panggilnya dengan sedikit lirih.

Seketika, Mira dan Jesslyn menghentikkan langkahnya. Seseorang yang keduanya kenali dengan dekat, dialah Gracia.

"Kak Gre?" Panggil Mira.

Dengan cepat, Gracia mendekati Mira. Jesslyn yang merasa tidak ingin mencampuri urusan keduanya, lebih memilih untuk pergi ke kelas terlebih dahulu.

"A--Aku duluan ke kelas, ya? Dadah, Mir. Dadah, kak Gre." Jesslyn pun segera meninggalkan keduanya. Namun, dengan cepat pula, Mira menahan agar Jesslyn tidak pergi darinya.

"Ayo, Je. Kita ke kelas bareng." Justru, malah Mira yang meninggalkan Gracia tanpa sepatah kata sembari menarik tangan Jesslyn dengan kasar.

Melihat Mira yang menghindarinya, Gracia merasakan hati yang sangat sedih darinya. Bagaimana bisa, Mira yang begitu humble dan juga hangat kepada Gracia, justru dipagi ini malah mengacuhkannya.

Kedua bola mata Gracia yang sedikit berkaca-kaca. Ia sebenarnya ingin membicarakan tentang kejadian kemarin atas hadirnya sosok Shani dirumahnya. Gracia menduga, ada kesalah pahaman dari Mira terhadapnya.

Gracia menatap punggung Mira yang perlahan berlalu darinya. Sama halnya seperti Mira, ia menjadi tidak bersemangat untuk menjalani kegiatan kampusnya hari ini. Dengan langkah yang gontai, Gracia melanjutkan langkahnya untuk menuju kampusnya.

Kegiatan belajar dikelas pun dimulai. Mira yang tidak terlalu memperhatikan dengan serius materi pelajarannya, karena pikirannya terlalu berkutat dengan sosok Gracia. Ada rasa bersalah dari Mira yang mengabaikan Gracia beberapa saat yang lalu. Maka, dari perasaan bersalahnya itulah, ia ingin meminta maaf kepada Gracia.

Namun, rasa cemburunya yang masih berkutat pun, seperti menghalangi keinginannya itu.

Drrtt!

Drrtt!

Ponsel Mira bergertar. Dengan hati-hati agar tidak ketahuan oleh dosen yang sedang menerangi materi pelajaran hari ini, Mira membuka isi pesan yang diterimanya. Tampak, layar ponsel yang menampilkan pesan dari Gracia.

22.22 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang