Cokelat Mira

1.5K 155 1
                                    

"Baik anak-anak, demikian materi yang bisa saya sampaikan kali ini. Semoga, pembahasan materi kali ini bisa bermanfaat buat kalian semua, ya?" Ucap seorang dosen perempuan kepada semua anak-anak kelas, termasuk Mira dan Jesslyn.

"Iya bu." Balas semuanya serentak.

Setelah itu, dosen tersebut pamit lalu meninggalkan kelas. Tampak, suasana kelas yang ramai dengan orang-orang yang bersiap untuk keluar kelas, termasuk Mira dan Jesslyn.

Namun, Jesslyn yang sudah selesai merapihkan perlengkapan kampusnya itu menghampiri Mira yang masih sibuk dengan dirinya sendiri.

"Mir, ayo ke kantin?" Ajak Jesslyn yang kini berdiri didekat Mira.

Mira menoleh dari kesibukannya, "Iya Je. Bentar lagi, tungguin."

Jesslyn yang sedari tadi memperhatikan Mira yang sibuk dengan sendirinya. Mira yang tampak masih berkutat merapihkan tasnya itu, namun ia juga tampak selesai merapihkan sebuah benda yang terbungkus kado berwarna ungu.

"Mir, kamu bawa apaan?" Jesslyn tampak kepo dengan apa yang Mira bawa. Mira tersenyum malu-malu begitu memperlihatkannya kepada Jesslyn.

"Eh, ini Je. Emh, cokelat."

Jesslyn mengangkat alisnya sebelah.

"Cokelat? Dibungkus kado, gitu? Cieeee. Buat siapa sih, Mir?"

Mira tersenyum penuh arti dihadapan Jesslyn. Jesslyn langsung paham untuk siapa cokelat yang terbungkus kado berwarna ungu tersebut, dengan sebilah pita kecil berwarna pink di atas cokelat tersebut. Menambah kesan manis nan lucu untuk cokelat tersebut.

"Oh, okey. Aku tahu itu buat siapa."

"Je?"

"Iya, Mir?"

"Aku gak yakin, sih." Mira tampak murung. Ia tidak percaya diri.

"Hey, jangan gitu. Semangat dong! Inget, apa yang aku bilang kemarin, kan?"

"Jangan menyerah sebelum berperang."

Jesslyn menjetikkan jari tangannya, "Nah! Itu tahu."

Mira beranjak kemudian dari posisi duduknya. Kini, ia berdiri bersama Jesslyn dan bersiap untuk menuju kantin kampus terlebih dahulu.

"Eh, by the way ke kantin dulu, yuk? Siapa tahu, kak Gre kebetulan ada disana. Biasa, aku mau makan juga, sih." Ucap Jesslyn menduga-duga dengan penuh keyakinan. Mira mengangguk mantap.

"Iya, yuk."

Lalu, keduanya pun kini menuju ke kantin kampus secara bersama-sama. Mira dengan perasaan yakinnya secara 100% untuk memberikan cokelat yang ia bawa untuk Gracia.

***

Sedari tadi, Siska memperhatikan Gracia yang tengah memakan nasi goreng begitu lahapnya. Ia tampak bernafsu, tidak seperti ini Gracia dengan nafsu makannya. Tatapan Siska kepada Gracia yang benar-benar penuh rasa heran dan aneh.

"Buu! Tambah lagi, dong. Tapi, kali ini aku mau bakso, ya? Oh, iya. Sama jus buah naga deh, sekalian." Ucap Gracia seraya mengacungkan piring nasi goreng yang ia makan itu sudah habis.

"Baik." Sang pemilik kantin menyetujui pesanan tambahan Gracia.

"Gre? Lo, sehat kan?"

Nasi yang ia kunyah dengan cepatnya. Lalu, setelah menelannya, ia menegak jus jus tomat yang terlihat masih utuh itu dengan cepatnya. Cepat, bahkan sampai habis seketika. Ia bersendawa dihadapan Siska.

22.22 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang