Hari demi hari berlalu. Belum ada kabar sama sekali dari Fudo.
Sudah sebulan sejak kepergian Fudo, Jin hanya bisa menghabiskan waktunya diistana sembari melamun.
Siang itu, tiba-tiba saja beberapa pengawal menerobos masuk ke Istana Shihei.
"Apa yang kalian lakukan?!"Seru Kamome
"Perintah yang Mulia Ratu"ujar sang pengawal sembari menari Jin keluar dari kamarnya
"Yang Mulia!"seru Tadao.
"Tadao... kalian siapa?!"tanya Jin
Mereka tidak mempedulikannya dan menariknya dengan kasar.
"Yang Mulia...Yang Muliaa..."tangis Tadao sembari mengikutinya namun ia malah dipukuli oleh beberapa pengawal.
"Ini perintah Ratu!"ujar Sang pengawal sembari melemparkan gulungan itu ke wajah Tadao.
"Yang Mulia..."tangis Tadao yang kini sampai harus merayap hanya untuk melihat Pangerannya.
.
.
Jin kini dibawa ke sebuah bangunan yang belum pernah dilihatnya. Ia termenung menatap beberapa alat siksaan yang ada di sana.
"Kalian bisa mengikatnya di sana"ujar Seorang wanita yang kini masuk sembari memegangi kayu pemukul.
Kayu itu biasanya digunakan untuk memukuli kriminal agar mereka mengakui kesalahan mereka.
"Wanita sial!"ujar Jin dengan mata begitu memerah karena ingin menangis.
"Beraninya kau menghinaku...saat ini aku seorang ratu"
Kedua tangan Jin kini di ikat kemudian tali itu diikatkan cabang pohon sehingga membuat kaki Jin kini berada kira-kira 1 bata dari tanah.
"Kau bisa apa saat ini? Pangeranmu juga akan segera mati... mengapa kau tidak pergi lebih dahulu?"tanya Sang Ratu sembari memukuli pinggang Jin
Jin terkejut dengan pukulan itu dan meringis kesakitan.
"Beraninya kau membuat kaisar memujimu.. hanya karena wajahmu ini..."ujar wanita itu sembari memukuli wajah Jin dengan kayu itu.
Jin kini tak berdaya karena darah bahkan mengalir dan membuat matanya begitu perih.
"Kau tahu? Ayahmu itu... selalu memandang rendah diriku... hanya karena aku seorang selir saat itu..."
"Ia lebih memilih wanita gila untuk menjadi ratunya..."
"Akhirnya... ia menemui ajalnya karena wanita itu"
"Ayahku ...bisa membedakan mana pelacur dan mana yang bukan...karena itu ia tak memilihmu..ugh.."Ujar Jin walaupun pukulan lainnya kini mendarat dibetisnya beberapa kali.
"Ibumu yang pelacur"
"Kau yang pelacur!!! Tidak tahu malu!"ujar Jin
Pukulan lainnya kini mengarah ke punggung Jin. Ia bahkan sampai ingin muntah saat ini namun wanita itu terus memukulnya hingga kayunya patah.
"Baiklah .. karena kau keras kepala! Aku akan mengirimkan duluan mayat suamimu padamu!! Seharunya aku membunuhmu saat kau masih bayi... namun...kau tahu mengapa aku tidak melakukannya?? Karena aku masih ingin menyiksamu!!" Ujar sang Ratu sembari mencuci tangannya, membuang sarung tangannya dan segera keluar dari tempat itu
"Fudo..sama... jangan mati...Tolong maafkan aku..pembawa sial ini..."pikir Jin yang kini kehilangan kesadarannya dan masih tergantung dipohon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAND BY ME
Romance"Takdir membawa kita kemana saja. Ia mempertemukan kita dengan orang-orang baru. Ia juga membawa kita menghadapi pengalaman yang baru, menuntun kita kepada kehidupan dan kebahagiaan bahkan kematian. Takdir membawaku padanya berbagi kebahagiaan, cint...