Pagi ini hujan deras tiba-tiba melanda negeri itu. Negeri yang selalu di tutupi oleh salju itu tiba-tiba saja mengalami perubahan yang ekstrim.
Tahun itu kedua anak Fudo telah menginjak usia 5 tahun. Dan tahun itu juga merupakan pengalaman pertama keduanya melihat hujan turun di Negeri itu.
Tentu saja hal ini mendatangkan kekacauan sendiri di Istana. Masalah terbesarnya adalah putra bungsu Sang Kaisar yang terus mencoba untuk kabur dari pengawasan para prajuritnya.
" Tahu tidak? " Tanya Fuujin
" Yang Mulia...
" Fuujin sakit perut "tangis sang pangeran sembari berjongkok memegangi perutnya.
" P.. Panggilan tabib!! "Seru Satoya
" Uuh.. Sakit.. Toya.. Panggil Ibu... Uuhh.. Sakitt sekalii..."
" B.. Baiklah... Kalian pergilah panggil Yang Mulia..
" Toyaaa.. Pangggiiillll.. Cepatt "Seru Fujin
Satoya kini langsung saja berbalik dan berlari menuju Istana sang Ratu.
"Ayo pergi... "Ujar Fuujin sembari menarik Shiki keluar untuk bermain ditengah hujan deras itu.
" Satoya telah ditipu, sudah ke 390 kali tertipu" Ujar Tenjin
" Yang Mulia... A.. Anda menghitungnya"
" Sejak aku bisa berhitung, aku menghitungnya "ujar Tenjin
" D.. Dan Yang Mulia, apakah kita tidak akan menghentikan Pangeran Fuujin...
" Biarkan saja. Ayah bilang seseorang tidak akan berhenti sebelum ia mengalami sesuatu yang buruk" Ujar Tenjin
" N.. Namun Pangeran Fuujin adalah saudara Anda"
" Karena itu aku mengintip nya lewat jendela. Jika ada sesuatu yang terjadi, kalian harus cepat menolongnya....Salah? " Tanya Tenjin
"Anda tidak pernah bersalah Yang Mulia" Ujar Pelayannya
" Putra Ibu!! Apa yang kau lakukan disini? " Tanya Jin sembari menggendong putra sulungnya yang tengah berjinjit sedari tadi hanya untuk melihat sang adik
"Ibu.. "
"Ya putraku? " Tanya Jin
"Hujan... Ternyata Air turun dari langit..."ujar Tenjin
"Ini juga pertama kalinya ibu melihat Hujan" Ujar Jin
Tenjin memeluk leher sang ibu erat sembari menatap saudaranya yang kini basah kuyup di luar sana.
"Yang Mulia hanya menunjukkan senyumannya pada yang Mulia Ratu... " Pikir Satoya yang ikut-ikutan tersenyum melihatnya
Satoya kemudian memukul keningnya, ia baru sadar ia dibohongi lagi oleh putra bungsu Jin itu
" Ibu, Fuujin dan Shiki akan sakit" Ujar Tenjin
" Pangeran Fuujin dan Pangeran Shiki! Kalian akan sakit jika terus kehujanan seperti itu! Masuk!!" Teriak Jin
Fuujin tertawa sembari melambaikan tangannya pada sang Ibu. Sementara Shiki, karena ia terlalu takut, ia pun mematuhi Jin dan bergegas masuk ke dalam Istana.
Jin pun hanya menggeleng menatap Shiki yang baru saja masuk itu.
"Cepat keringkan tubuhnya, dan berikan sup hangat... Jangan sampai sakit Shiki-kun" Ujar Jin sembari berlutut dan mencium keningnya.
"Fuujin-nii sama masih diluar... "
"Ia tidak akan berhenti jika belum sakit" Ujar Jin sambil tertawa kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
STAND BY ME
Romance"Takdir membawa kita kemana saja. Ia mempertemukan kita dengan orang-orang baru. Ia juga membawa kita menghadapi pengalaman yang baru, menuntun kita kepada kehidupan dan kebahagiaan bahkan kematian. Takdir membawaku padanya berbagi kebahagiaan, cint...