CHAPTER 3

907 171 24
                                    

Malam itu, Fudo tetap berjaga di luar karena pintu Istana itu , karena masih belum diperbaiki dan Jin masih terbangun beberapa kali.

Tampaknya kejadian siang ini adalah kejadian berdarah pertama yang di alaminya.

Walaupun itu adalah darah binatang namun tetap saja, banyaknya entah berapa tong anggur.

"Yang Mulia... aku membawakan minuman hangat untuk Anda. Anda juga harus duduk dikursi--

"Aku disini saja. Jin-sama masih belum bisa melupakan apa yang ia lihat siang ini. Aku merasa bersalah memintanya kembali lebih dahulu bersama kalian"

"Apa tabib Istana sama sekali tidak ada yang bisa datang kemari?"Tanya  Fudo sembari menyesap minuman itu.

"Mereka menolak Yang Mulia... Selalu seperti ini. Mereka mengatakan bahwa... Yang Mulia Kaisar melarang untuk memberi pengobatan pada Pangeran Jin....

"Beliau selalu beruntung sembuh dengan sendirinya, tanpa bantuan tabib"ujar sang kasim pelan

"Mereka ...mengabaikan seorang Pangeran"

"Ibu...ayah... hng... ibu....Tidak...aku...tidaaak!!!!"

Fudo kini meletakkan gelasnya dan segera kembali ke dalam dan memeriksa keadaan Jin.

"Jin-sama?"tanya Fudo sembari mengguncang tubuhnya

Jin sontak terbangun dari tidurnya dengan nafas tersengal-sengal.

"Aku tidak ingin tidur lagi. Tidak...aku tidak akan tidur lagi! "tangis Jin

"Tadao... bawakan minuman itu kemari"ujar Fudo.

"Apakah jeraminya sangat keras?"tanya Fudo

Jin hanya menggelengkan kepalanya.

"A..aku melihat orang dibunuh... aku tidak mengenalnya..."ujar Jin

"Kau hanya bermimpi. Kau terlalu takut karena kejadian siang ini"

"Namun rasanya begitu nyata... Beliau seperti menteri yang pernah kulihat di Aula... Ayah dan Ibuku menunjukkan padaku...ia dibunuh di sebuah rumah dengan gerbang berhiaskan peony"ujar Jin

Fudo mengerutkan keningnya mendengarnya.

Ia sama sekali bukan orang yang percaya tentang hal mistis. Jadi, ia sebenarnya tak ingin percaya walaupun penasaran.

"Yang Mulia...aku membawakan minuman untuk Yang mulia"Ujar Sang Kasim

"Terima kasih... Kau pergilah beristirahat"Ujar Fudo

"N..namun Yang Mulia dan..

"Tinggalkan kami" ujar Fudo

"Baik Yang Mulia"

Setelah semua pelayan pergi, Fudo nampaknya menutupi pintu itu dengan kain usang lainnya.

"Aku akan mematikan lilinnya"

"Pangeran.."Ujar Jin sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidurlah"ujar Fudo sembari meraih gelas ditangan Jin dan meletakkannya di atas meja.

"Aku takut...akan bermimpi ..lagi"ujar Jin 

"Mimpi adalah hal yang tidak nyata. Jin sama ketakutan karena sesuatu yang mengerikan telah terjadi hari ini...  Tidurlah Jin-sama. Aku akan berjaga disini. Bahkan mimpi buruk pun tidak akan berani mendekatimu..."Ujar Fudo

Jin yang begitu polos tentunya percaya padanya. Dan kembali merebahkan tubuhnya di atas jerami itu.
.

.

STAND BY METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang