CHAPTER 6

755 173 6
                                    

Sedang asyik-asyiknya bercerita, saat itu beberapa pengawal terlihat memasuki Istana itu dan Semua Dayang serta kedua Kasim Jin langsung saja keluar membuat pagar didepan pintu kamar itu

"Yang Mulia Kaisar Tiba"ujar Kasim Sang Kaisar.

Para dayang dan Kasim bahkan kaisar yang memasuki Istana itu saling menatap dengan penuh kebingungan.

"A..Hormat Hamba pada Yang Mulia Kaisar"ujar Kamome diikuti yang lainnya.

"Bangunlah!"

"Aku kemari karena Imperial consort mengatakan Pangeran Jin terus bersedih karena Pangeran Fudo... Jadi , dimana menantuku?"tanya sang Kaisar.

Para Kasim dan dayang itu kini hanya menunduk

"Yang Mulia bertanya pada Kalian!"seru Kasim sang Kaisar.

Jin yang medengarnya dari dalam kamar, kini berusaha berpegangan pada segala sesuatu di sampingnya dan untuk keluar menemui sang Kaisar.

"Yang Mulia"ujar Jin pelan

"Pangeran..pangeran .."ujar Tadao yang kini berusaha membantunya menuruni tangga.

Namun, Jin mendorongnya ketika akan memberikan penghormatan

"Hormat Hamba pada Yang Mulia.."Ujar Jin Yang pucat itu dan dengan kakinya yang terkilir akhirnya tersungkur di depan sang Kaisar.

"Yang Mulia!"seru Kasimnya

"Pangeran Jin... "ujar sang Kaisar sembari mengulurkan tangannya dan menatap Jin lekat-lekat.

Wajahnya penuh luka dan ujung bibir bagian bawahnya agak sobek.

Bahkan dilehernya pun masih ada bekas cekikan. 

Tidak hanya itu pergelangan tangannya yang kini meraih tangan kaisar pun tampak membiru.

Lingkaran matanya pun kini terlihat begitu jelas.

"Apa kau menyakiti dirimu sendiri karena Fudo pergi?" Tanya sang Kaisar namun Jin hanya menggelengkan kepalanya.

Kaisar pun kini segera membantunya berdiri dan melihat kakinya yang terkilir.

Bukan hanya itu, luka-luka dibetisnya tampaknya karena baru saja dipukuli.

"Angkat Kimononya!"ujar sang Kaisar

Kini ia dapat melihat dengan jelas Kaki Jin yang terluka. Lukanya tak diobati dan kini malah bernanah.

"Pangeran.. siapa Orang yang telah melakukan hal ini padamu...?"tanya sang Kaisar dengan begitu sedih dan menatapnya lekat-lekat.

Jin kini hanya terdiam.

"Ampuni Hamba yang Mulia... Hamba tidak ingin dikatai pembohong...walaupun memang benar adanya ini terjadi"ujar Jin pelan

"Pangeran Jin! Aku tidak akan pernah mengataimu pembohong! Aku sangat mempercayaimu dan menyayangimu seperti putraku sendiri. Kau satu-satunya putra kakakku yang berharga."ujar Sang Kaisar

STAND BY METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang