Malam itu perayaan besar diadakan di Istana atas kehamilan Jin.
Walaupun Fudo dan Jin tak hadir dalam perjamuan itu, semua orang tidak mempermasalahkannya dan tetap melanjutkan perayaan itu.
"Apa kau terganggu dengan keramaian diluar sana?"tanya Fudo sembari menyibak rambut Jin
"Tidak Fudo-sama... apakah Fudo-sama ingin bergabung dengan mereka ?"tanya Jin
"Aku lebih memilihmu dari pada harus memilih mereka. Aku lebih memilih menemani pangeran atau tuan putri kecilku"ujar Fudo yang entah berapa kali hari ini terus menempelkan telinganya di perut Jin.
"Fudo-sama tetaplah disini... Aku sangat mengantuk" ujar Jin pelan
"Aku akan selalu menjaga kalian berdua..."ujar Fudo sambil tersenyum kecil.
.
.
Keduanya pun mulai menjalani hari-hari bahagia mereka hingga Shiro harus kembali ke benteng Es karena sang ayah tiba-tiba saja jatuh sakit dan membuat kementrian Ritus menjadi kembali tak terawat.
Dihari yang sama dengan kepergian Shiro, beberapa menteri mulai menghadap Sang Kaisar untuk menghukum Jin atas tuduhan mempraktekkan hal-hal terlarang.
Tentu saja Sang Kaisar tak tak menggubris mereka. Karena ia sangat ingin melindungi menantu dan cucunya.
Namun, semakin hari orang yang berlutut di halaman Istana Utama semakin banyak, bahkan Rakyat pun dihasut untuk melakukan kerusuhan serupa dengan menangis dan memohon-mohon diluar gerbang Istana.
Beberapa Minggu kejadian itu masih saja terjadi. Sang Kaisar bahkan tidak ingin bicara dengan siapapun, baik Sang Ratu maupun putra Mahkota.
"Ayahku... pasti akan memilih menenangkan Rakyat"ujar Fudo dengan mata berkaca-kaca ketika ia mengunjungi Sang Ratu
"Apa kau takut? Apa saat ini...Kau juga akan memilih kedudukanmu sebagai seorang Putra Mahkota?"tanya Sang Ratu
Fudo tertegun menatap wanita itu sembari memalingkan wajahnya.
"Ibumu, adalah Tuan Putri Hikken. Kami merahasiakan hal ini... agar kau tidak lari dan kembali ke Negeri Ibumu, dan tidak mengatakan pada mereka bahwa Ibumu...sudah lama meninggal"
Jantung Fudo kini bahkan berdetak lebih cepat ketika mendengarnya.
Negeri itu sendiri berbatasan laut dengan kekaisaran besar Kakurei.
Negeri itu sendiri merupakan satu-satunya Negeri maju dibidang teknologinya maupun ilmu pengetahuan.
Namun, mereka juga merupakan Negeri yang menutup diri dan tidak ingin ikut campur dengan urusan Negeri-negeri di sekitarnya.
"Hakkyou-sama menjadi seorang Kaisar disaat Ibumu meninggal. Bagaimana pun seorang Kaisar di Hikken dilarang untuk keluar dari Negeri itu, jadi ia tidak pernah lagi kemari mengunjungi adik perempuannya"Ujar Sang Ratu
"Me..mengapa semua ...orang tidak ..mengatakannya..padaku.."tanya Fudo
"Karena Kaisar tahu, ia tidak punya peluang menang Jika Hikken menyerang... Dan juga ia tidak tahu apa yang harus ia jelaskan kepada Kaisar Hikken tentang kematian Ibumu..."
"Bagaimana Ibuku meninggal ?"tanya Fudo
Sang Ratu memalingkan wajahnya dan tak mengatakan sepatah katapun.
"Pangeran... Aku tidak ingin membuatmu mengenang apa yang sudah kau lupakan. Aku seorang Ibu yang kehilangan seorang Putra. Namun, setiap kali membicarakannya, lukaku kembali terbuka lagi dan tersayat semakin dalam"ujar Sang Ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAND BY ME
Romantik"Takdir membawa kita kemana saja. Ia mempertemukan kita dengan orang-orang baru. Ia juga membawa kita menghadapi pengalaman yang baru, menuntun kita kepada kehidupan dan kebahagiaan bahkan kematian. Takdir membawaku padanya berbagi kebahagiaan, cint...