Tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umatnya mencintai hambanya...
Jari lentik itu dengan lihai memetik senar gitar membentuk alunan musik yang merdu mengiringi suaranya.
Langit malam kali ini terlihat sangat cerah, di atas sana rembulan berbentuk bulat sempurna dengan ditemani taburan bintang disetiap sisinya menambah semakin indah langit malam ini.
Sinar rembulan yang menyala terang begitu kontras dengan warna langit yang pekat. Salsa sedang menikmati semilir angin dibalkon kamarnya sambil bersenandung lirih menyanyikan lagu kesukaannya semenjak ia mulai dekat dengan laki- laki yang sudah setahun belakangan ini mengisi hari-harinya.
Kala mengingat tingkah menyebalkannya dan apapun tentang lelaki itu selalu saja membuat jantung Salsa berdebar tidak karuan. Ia sudah terjatuh, terbuai dan terpana dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan lelaki itu.
Salsa kembali memainkan gitarnya, memainkan melodi yang berbeda. Ia menyanyikan lagu dari Dewa 19 yang berjudul Roman Picisan kesukaan lelaki itu.
Malam malamku bagai malam seribu bintang yang terbentang diangkasa bila kau disini, tuk sekedar menemani tuk melintasi wangi yang selalu tersaji di satu sisi hati...
Zio berhasil menarik semua atensinya, ia tersenyum senang selama menyanyikan lagu itu. Samar- samar suara Zio yang sedang menyanyikan lagu itu terngiang dipikirannya dan hanya ia yang mendengarnya.
Suara khas itu mengalun merdu diingatannya. Lama-lama ia gila dengan semua ini.
"Gue tau people come and go itu memang benar adanya. Tapi gue boleh egois gak sih? Gue mau Zio tetep stay sama gue."
Ia berbicara menatap rembulan yang bersinar terang mencurahkan semua kegundahan didalam hatinya.
Diwaktu yang sama namun ditempat yang berbeda. Lelaki yang selama ini Salsa pikirkan sedang melamun menatap langit yang sama.
Asap mengepul ke udara. Asap itu berasal dari mulut Zio, Zio merokok? Laki-laki itu tanpa sadar sudah hampir menghabiskan setengah bungkus rokoknya. Zio bukanlah seorang perokok aktif ia merokok hanya semata-mata sebagai obat penenang kala pikirannya sedang kacau.
Zio menatap secarik kertas digenggamannya, matanya sudah berkaca-kaca. Zio menengadahkan wajahnya guna menghalau bulir air yang hendak turun dari pelupuk matanya.
Ia mematikan rokok kemudian berjalan masuk meninggalkan balkon kamar sambil merapikan selembar kertas yang tadi ia genggam kedalam sebuah amplop dan menyimpannya rapih didalam laci tempat belajar.
Zio yang merasa bosan akhirnya menyambar jaket kulit hitamnya dan mengambil kunci motor bergegas keluar dari kamar. Sepertinya ia butuh menghirup udara segar sebentar. Lagi pula ini masih sore, baru jam delapan malam dan ia rasa Salsa masih terjaga.
Namun sebelum itu Zio sempat mengirimkan sebuah pesan pada gadis yang menjadi semangatnya itu.
Caca
katanya dideket daerah rumah lo ada pasar malem, ya?
iya, kenapa emangnya?
mau mangkal disana lo?
KAMU SEDANG MEMBACA
StructurED [END] revisi
Teen Fiction#Karya 2 [Fanfiction] (Spin-off Izinkan Aku Bercadar) WARNING!!! ⚠⚠⚠ [Harap baca Izinkan Aku Bercadar terlebih dahulu! Apabila terdapat kekeliruan didalam cerita] ___Satu satunya cara TUHAN menunjukan kepada kita bahwa Dia yang MENGENDALIKAN adalah...