Semilir angin menghembuskan sedikit ujung hijab Salsa, langit nampak sangat cerah sekali sore hari ini. Duduk tenang ditemani dua cangkir teh menjadi opsi untuk melakukan me time bagi dua perempuan berbeda generasi.
Ratih menyesap teh tawarnya pelan karena masih sedikit panas. Ratih mengajak Salsa ke taman yang berada dibelakang rumahnya. Dua perempuan itu hanya duduk berdua. Katanya ingin mengobrol soal perempuan jadi Zio tidak diizinkan ikut dalam perbincangan itu, sementara Jojo masih bekerja. Salsa sempat gugup, ia takut di introgasi oleh Ibu dari kekasihnya.
Namun Salsa dibuat terpukau dengan pemandangan bunga-bunga yang berjajar rapi didalam pot juga ada yang ditanam langsung ditanah. Pemandangan ini terlihat sangat indah memanjakan mata bagi siapa saja yang melihatnya. Pohon rindang yang menjadi naungan mereka dari panas matahari menambah kesan sejuk dan nyaman jika hendak berlama-lama ditempat ini.
Sejenak Salsa bisa menstabilkan rasa gugupnya. Ratih menggenggam tangan Salsa, "Kamu pasti udah tau kan kalau Zio itu ternyata anak yang Mama temui dijalan? "
Salsa sempat terkejut, "Mama tau?"
"Zio sempat cerita, kalau kamu katanya tahu tentang hal itu."
Ratih memandang Salsa sendu, "Seharusnya waktu itu Mama tidak memutuskan untuk menghindar dari Papa dengan cara menyibukkan diri dengan kerja dan kerja. Sampai Mama gak tau ternyata Zio mengetahui semua fakta yang selama ini Mama dan Papa rahasiakan mengenai dia yang kami temukan dijalan. Mama gak tau seberapa kacau Zio waktu itu. Mama makasih sama kamu karena kamu ada disaat masa-masa sulit Zio waktu itu. Makasih ya, Nak."
Salsa mengusap bahu Ratih lembut, "Gak ada yang salah, Ma. Mama juga pasti lagi kacau waktu itu dan Mama juga gak tau kan kalau Zio ternyata tahu tentang rahasia itu? Kejadian itu memang sangat menyakitkan, Caca liat sendiri bagaimana rapuhnya Zio saat itu. Caca belum tentu sekuat Zio, Ma. Mama tau? Zio berusaha terlihat baik-baik aja padahal perasaannya sedang kacau tak karuan."
Ratih menangis, Salsa memeluk Ratih guna menenangkan wanita setengah baya itu, "Kamu gak bakal ninggalin Zio kan, Ca? Setelah tahu kalau Zio tidak jelas berasal dari keturunan siapa?" Salwa menggeleng, ia ikut menangis.
"Kalau Caca mau ninggalin Zio mungkin udah Caca lakuin dari dulu. Caca sayang sama Zio, bagaimana pun keadaan Zio, Ma. Percaya sama Caca." ucap Salsa lembut.
Ratih melepas pelukannya, "Zio memang gak salah pilih pasangan." ungkapnya merasa terharu.
"Tapi karena Zio tau tentang hal itu hubungan Mama dan Papa jadi membaik kan? " Ratih mengangguk, "Iya sayang kamu bener."
"Setiap masalah pasti ada hikmahnya, dengan Zio tahu soal itu berdampak baik bagi hubungan Mama sama Papa. Zio memang sakit dan kecewa waktu itu tapi sekarang sikap Zio gak berubah kan? Itu yang Caca salut dari dia. Dia enggak pernah membenci keadaan, dia enggak pernah menyalahkan takdir. Meskipun awalnya tetap menggerutu." Salsa terkekeh sendu.
"Dia memang anak yang kuat." sahut Ratih terharu.
"Kalau Caca diposisi Zio waktu itu mungkin Caca udah mikir pendek dan bunuh diri saking frustasinya." kekeh Salsa.
"Tapi ada satu hal yang Mama takutin, Ca. " ucap Ratih sendu.
"Apa, Ma? " tanya Salsa lembut.
"Mama takut Zio mencari kedua orang tua kandungnya, Mama takut Zio ninggalin Mama sama Papa." terang Ratih menyuarakan kegundahannya selama ini.
"Caca pernah nanya sama Zio tentang apa goals dia dalam hidup, Zio jawab dia pengen cari orang tua kandungnya. Tapi Zio juga bilang kalaupun dia ketemu lagi sama orang tua kandungnya dia gak akan ninggalin Mama sama Papa yang udah rawat dia dari kecil sampai sebesar ini." ucap Salsa menceritakan ucapan Zio tempo hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
StructurED [END] revisi
Teen Fiction#Karya 2 [Fanfiction] (Spin-off Izinkan Aku Bercadar) WARNING!!! ⚠⚠⚠ [Harap baca Izinkan Aku Bercadar terlebih dahulu! Apabila terdapat kekeliruan didalam cerita] ___Satu satunya cara TUHAN menunjukan kepada kita bahwa Dia yang MENGENDALIKAN adalah...