Menyusuri jalanan kota disore hari dengan tubuh yang penat karena seharian beraktifitas membuat Salsa mendengus lelah diboncengan motor.
Salsa akan merindukan masa-masa ini, masa dimana ia merasa menjadi manusia yang paling lelah sedunia padahal disekolah kebanyakan hanya tidur karena seringnya jamkos. Namun semenjak kelas dua belas ini ia merindukan nikmatnya jamkos. Kali ini ia memang benar-benar lelah.
Ia merentangkan sebelah tangannya menikmati hembusan angin yang menerpa bajunya. Rasanya sangat nikmat.
Salsa dan Asyka mereka pulang bersama karena motor engkol Salsa sudah bisa digunakan kembali dan kebetulan juga Asyka tidak membawa kendaraan hari ini.
Keduanya saling diam menikmati waktu senja dijalanan kota. Salsa bergelut dengan pikirannya sendiri menyadari Zio yang bersikap dingin padanya. Tadi saat berpapasan diparkiran sekolah lelaki itu diam saja tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya Zio berlalu begitu saja.
Salsa sejenak berpikir apa ia ada salah pada lelaki itu, seingatnya hubungannya dengan lelaki itu baik baik saja. Lalu apa yang membuat Zio bersikap dingin padanya. Atau mungkin Zio hanya kelelahan dan tak mau banyak berbicara begitu pikir Salsa.
Salsa juga berpikir sebelumnya Zio memang irit berbicara tapi setelah ia mengenalnya lebih dekat Zio terlihat banyak omong dan petakilan saat bersamanya. Namun tak sedikit teman sekelasnya dan teman teman yang lainnya menilai bahwa Zio adalah lelaki dingin. Tapi menurut Salsa lelaki itu cukup asyik dijadikan teman meskipun sedikit menyebalkan.
Salsa menepis pemikiran bodohnya itu, besok ia akan bertanya sekaligus meminta maaf barangkali Zio bersikap dingin padanya memang karena ada yang salah pada dirinya dan Salsa harus memperbaiki itu secepatnya.
"Ca." samar Salsa mendengar Asyka memanggilnya.
"Iya." jawab Salsa sedikit berteriak.
"Menurut lo salah gak sih suka sama temen sendiri? " tanya Asyka sedikit mengeraskan suaranya.
Salsa mencondongkan tubuhnya agar bisa mendengar apa yang Asyka ucapkan.
"Tumben nanya kaya gituan? Kenapa? Lagi jatuh cinta ya lo? " cibirnya sembari terkekeh.
Asyka memelankan laju motornya agar tidak cepat sampai dikediaman keduanya, ia masih ingin bercerita panjang lebar pada Kakak Sepupunya itu.
"Friendzone gak enak, Ka." keluh Salsa dalam hati.
"Cuman nanya, kalo lo gak mau jawab juga gak papa."
Asyka sengaja berusaha memutus percakapan, ia yakin Salsa akan menjawabnya tanpa harus bertanya lebih lanjut tentang alasannya bertanya seperti itu.
Salsa menghela napasnya bahkan ia sendiri bingung harus menjawab apa. Ia sendiri juga sedang berada diposisi yang sama.
"Suka sama temen sendiri itu wajar sih menurut gue, yang gak wajar tuh suka sama temen sejenis. Lo lagi gak suka sama temen cowok lo kan? " Salsa sedikit geli mendengar kalimat terakhir yang ia ucapkan.
Asyka berdecak, "Gue normal ya. Kalo lo lupa." Salsa menyemburkan tawanya sambil memukul pelan punggung Asyka.
"Lo lagi suka sama siapa sih, Ka? Tumbenan nanyain soal kek ginian."
KAMU SEDANG MEMBACA
StructurED [END] revisi
Teen Fiction#Karya 2 [Fanfiction] (Spin-off Izinkan Aku Bercadar) WARNING!!! ⚠⚠⚠ [Harap baca Izinkan Aku Bercadar terlebih dahulu! Apabila terdapat kekeliruan didalam cerita] ___Satu satunya cara TUHAN menunjukan kepada kita bahwa Dia yang MENGENDALIKAN adalah...