Sinar matahari menyorot hangat melalui celah jendela. Bisingnya suara burung yang berterbangan kesana kemari tak membuat gadis yang masih bergelung dengan selimut itu terbangun. Ia justru semakin menenggelamkan mukanya dibalik selimut.
Selesai shalat subuh tadi gadis itu lebih memilih untuk melanjutkan tidur. Ia ingin menghabiskan hari libur ini dengan bersantai ria sambil menunggu Zio tiba nanti setelah dzuhur karena mereka ada janji akan berangkat bersama ke tempat les.
Bukan hanya satu sekolah Zio dan Salsa juga satu tempat les, mereka memiliki impian yang sama dan mempunyai ambisi yang sama ingin menjadi seorang diva dinegaranya dan tentunya ingin go international juga.
Salsa menurunkan selimutnya, matanya yang masih sepat memaksakan untuk terbuka. Mendengar ketukan dipintu, tak biasanya pintu diketuk demikian. Kalau Bunda biasanya langsung masuk begitu saja, Salsa bertanya tanya siapa gerangan orang yang mengetuk pintu.
Salsa berjalan gontai menuju pintu kamarnya, merasakan knop pintu berputar seseorang dibalik sana nampak berujar.
"Pake kerudung dulu jangan maen keluar aja."
Salsa diam mencerna suara siapakah yang berada dibalik kamarnya, Salsa rupanya mengenali suara itu dan buru buru menyambar kerudung instan yang terjuntai di gantungan baju. Beralih ke cermin sebentar memastikan tidak ada bekas iler di wajahnya. Bisa berabe jika bertemu orang dengan tampilan seperti itu.
"Cantik bet dah gua." ucapnya bangga. Ingatkan Salsa untuk mengucap 'Masyaallah'
Salsa teringat sesuatu, "Kata Nabila kalau memuji sesuatu itu harus bilang 'Masyaallah'. "
Salsa mengelus dadanya, "Astagfirullah...."
Salsa mereka adegan, ia kembali memandangi wajahnya didepan cermin.
"Masyaallah cantik banget gue." ucapnya sambil tersenyum tipis. "Nah ini baru bener."
Salsa segera berjalan kearah pintu dan membukanya. Tampak didepannya lelaki jangkung yang sudah menatapnya sebal sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.
"Kenapa lo. Pagi-pagi rusuh banget bangunin orang." keluh Salsa sambil menatap sebal juga kearah laki-laki jangkung yang sayangnya lebih muda dua tahun darinya.
Bukannya menjawab Asyka nama lelaki itu. Ia malah mencibir gadis dihadapannya.
"Perawan kok hobi bangun siang."
Salsa mendengus sebal, "Biarin, ini itu bagian dari menikmati hidup. Libur coy libur."
"Bau lo mandi sana."
Salsa reflek segera mencium kedua ketiaknya dan tak bau sama sekali. Asyka ini hidungnya konslet mungkin.
"Wangi kaya gini dibilang bau." sembur Salsa yang tak terima dikatai bau oleh bocah sialan itu.
"Pantes aja Kak Zio gak suka sama lo." cibir Asyka kemudian berlari meninggalkan Salsa. Salsa memelotototkan matanya.
"Heh, kalo ngomong dijaga." geramnya, sementara si pelaku terdengar cekikikan disana.
Salsa memilih kembali masuk kedalam kamarnya untuk segera mandi. Lanjut tidur pun sudah tidak selera, sebelumnya Salsa mengecek dulu gawainya. Dilihatnya baru jam setengah sepuluh pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
StructurED [END] revisi
Teen Fiction#Karya 2 [Fanfiction] (Spin-off Izinkan Aku Bercadar) WARNING!!! ⚠⚠⚠ [Harap baca Izinkan Aku Bercadar terlebih dahulu! Apabila terdapat kekeliruan didalam cerita] ___Satu satunya cara TUHAN menunjukan kepada kita bahwa Dia yang MENGENDALIKAN adalah...