15 Titip Caca, Zi!

4.4K 130 17
                                    

Salsa hari ini rajin sekali membersihkan rumahnya karena sebentar lagi teman-temannya akan datang bermain.

Hari kehari berjalan begitu cepat, dari senin ke minggu dari minggu ke senin terasa sekejap mata. Seperti kali ini Salsa berniat menghabiskan waktu weekend satu hari yang sangat singkat ini bersama teman-temannya.

Faiza sudah pergi karena ada yang harus dicek dibutik, padahal hari libur tapi Bundanya itu masih saja bekerja.

Bukan gila harta hanya saja hidup memang memerlukan uang. Apalagi sebentar lagi Salsa lulus SMA pasti akan lanjut keperguruan tinggi sudah pasti perlu uang yang banyak untuk itu, dan Faiza sudah mempersiapkannya dari jauh-jauh hari.

Terbesit rasa tak tega dari dalam diri Salsa pada Bundanya, namun Faiza selalu bilang ini adalah kewajibannya. Faiza hanya minta Salsa selalu berjuang atas apa yang diimpikannya dan selalu tekun berlatih dan belajar itu sudah lebih dari cukup untuk Faiza.

Salsa menyapu ruang keluarga yang biasa dipakai untuk Salsa dan keluarga kecilnya bercengkrama, setelah semuanya selesai Salsa berjalan kedapur untuk me-refiel beberapa snack yang habis atau sisa setengah dari toplesnya.

Setelah mengisi ulang camilan, Salsa meracik minuman dingin untuk jadi pelengkap camilan kali ini. Dengan langkah riang Salsa menbawa beberapa camilan ketempat semula dan menatanya dengan rapi.

Tak lama suara deru motor Zio terdengar, Zio yang baru pulang dari tempatnya beribadah langsung saja kekediaman kekasihnya mengingat hari ini adalah hari minggu, Zio juga sudah jauh lebih membaik dari hari-hari sebelumnya yang membuat Salsa kian bernapas lega. Salsa berlari kecil untuk menyambut kedatangan kekasihnya.

Zio tersenyum manis menatap kekasihnya yang berlari kecil kearahnya dengan senyum lebar, Salsa membuka pintu pagar dengan lebar mempersilahkan sang pujaan hati untuk membawa motornya memasuki area rumahnya.


"Pagi sayang." sapa Zio lembut yang membuat Salsa tersipu, Zio terkekeh melihat kekasihnya yang malu sekaligus salting.

Pipi gadis itu terlihat sedikit merah padahal ia tidak memakai make up hanya memakai sedikit lipstik agar tidak terlalu pucat.

"Pagi juga, Zio." balasnya.

Zio menatap gadis itu. "Apa?"

Salsa bingung, "Hah? "

Zio memberengut, "Sayangnya kok gak dibawa, seharusnya jawabnya gini 'Pagi juga sayang' baru bener." dumelnya.

Salsa memutar bola matanya malas, "Ribet lo." padahal Salsa sedang mengontrol detak jantungnya yang berdetak ugal-ugalan.

Zio menatap gadis itu datar dan tak lama kemudian datang motor Paul dengan Nabila diboncengannya, karena pagar yang terbuka lebar jadi Paul langsung saja masuk kearea rumah Salsa.

Nabila turun dari motor Paul dengan bantuan tangan Paul, Paul membukakan helm Nabila kemudian dan menaruhnya diatas tangki motornya, Paul turun setelah merapikan rambutnya sebentar. Setiap gerak-gerik pasangan itu tak lepas dari pandangan dua manusia yang lebih sering tantrum dari pada tentram itu.

"Hai guys." sapa Nabila ramah.

Salsa memeluk Nabila singkat dan bertos kepalan tangan dengan Paul begitupun dengan Zio yang bertos kepalan tangan pada keduanya, ia tidak selera jika harus memeluk Paul seperti yang Salsa lakukan pada Nabila.

StructurED [END] revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang