17 Danau Menjadi Saksi

2.8K 155 19
                                    

Selepas dari tempat anak-anak tadi Zio memutuskan untuk mengajak Salsa pulang karena hari juga sudah semakin sore. Salsanya pasti capek, ia tak mau kekasihnya itu kecapekan.


Namun ditengah perjalanan pulang Salsa kembali teringat akan beberapa pertanyaan yang ada dikepalanya tentang lelaki itu.

Salsa menepuk bahu Zio pelan, "Zio, kita kedanau sebentar yuk." ajaknya, sekalian ia akan menanyakan tentang hal yang mengganjal dipikirannya tentang lelaki itu.

Ia tak bisa membendung rasa penasarannya, ia harus bertanya segera pada kekasihnya dan menuntut kejujuran juga pada lelaki itu. Salsa tidak suka dibohongi dan juga tak suka jika Zio menutup- nutupi sesuatu darinya.

"Kamu gak capek, Ca? "

Salsa menggeleng, "Kamu emang capek, Zi? Kalo capek yaudah kita pulang aja." Salsa mengurungkan niatnya, mungkin lain kali ia akan bertanya pada kekasihnya.

Zio menggeleng, "Enggak kok, Aku gak capek. Aku cuma takut kamu kecapekan." Salsa kembali menggeleng, ada rasa bahagia dihatinya, "Aku gak capek kok, jadi kita bisa 'kan langsung ke danau? "

Zio menyahut, "Apapun untuk Caca akan aku lakukan." bualnya, Salsa memukul punggung lelaki itu karena salting.

"Salting lo jelek, Ca. Mukul-mukul orang." keluhnya yang sudah tentu hanya bercanda karena pukulan Salsa juga tidak berasa apa-apa di tubuhnya, mungkin karena saking seringnya jadi perlahan tubuh Zio menjadi kebal akan pukulan gadis itu.
"Biarin." jawabnya cepat yang membuat Zio terkekeh.

Salsa melingkarkan tangannya pada perut Zio, gadis itu menyandarkan pipinya pada punggung tegap milik lelaki itu.

Terasa hangat ditengah dinginnya terpaan angin. Salsa menyukainya. Wangi tubuh lelaki itu membuatnya tenang. Wangi soft namun maskulin Zio membuatnya nyaman memeluk tubuh itu.

Perubahan yang sangat kentara, saat berteman Salsa hanya berani berpegangan pada pundak lelaki itu saja sementara sekarang. Lihat saja, Salsa begitu nyaman memeluk lelaki itu seolah tak ingin membiarkannya lepas begitu saja. Salsa benar-benar menyayangi lelaki itu, begitupun dengan Zio.

Zio tersenyum lebar melihat tangan Salsa yang melingkar diperutnya, dielusnya jemari lentik itu dengan lembut. Jika ditanya seberapa besar rasa sayang Zio pada gadis itu? Yang jelas jauh lebih besar dari rasa sayang gadis itu padanya.

Zio melajukan motornya dengan kecepatan sedang sampai akhirnya mereka tiba ditempat tujuan. Setelah memarkirkan motornya dengan aman, Zio berjalan beriringan dengan gadisnya tak lupa dengan keadaan tangan yang selalu bertaut seakan tak mau dipisahkan.

Salsa melepaskan genggamannya dan berlari kecil meninggalkan lelaki itu, Salsa mendudukan dirinya cepat pada rerumputan yang cukup bersih dibawah sana. Salsa menyambut Zio dengan senyum manisnya begitupun Zio yang membalas senyum itu tak kalah manis. Salsa menepuk permukaan tanah disampingnya menyuruh Zio agar duduk disana.

Zio menurut, ia duduk disamping Salsa. Keduanya diam sejenak, Salsa diam mencoba merangkai pertanyaan yang akan ia lontarkan. Apa ia harus langsung bertanya? Atau basa-basi terlebih dahulu? Salsa bingung, tapi rasa penasarannya semakin membuncah.

"Ca." Zio menginterupsi.

Salsa menatap lelaki itu begitupun Zio yang menatap Salsa. Salsa menghembuskan napasnya pelan. Mungkin ia harus meredam rasa penasarannya lebih dulu. Ada baiknya ia basa-basi dahulu sebelum ke pertanyaan inti.

StructurED [END] revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang