31 Perlahan Semuanya Tahu

2.4K 133 12
                                    

"Ziooo... " rengek Salsa.

Suara serak Zio terdengar disebrang sana. Suara khas bangun tidur.

Apa sayang?

"Gak bisa tidur." balas Salsa masih merengek.

Zio disebrang sana melihat jam yang berada didinding kamarnya dengan sedikit menyipit, pukul dua dini hari?

Gak bisa tidur kenapa?

"Perut aku sakit."

Hah, sakit? Mau aku anter kerumah sakit? Aku jemput sekarang ya?

Salsa tersenyum mendengar nada panik kekasihnya.

"Gak usah, ini cuma sakit biasa kok. Biasa hari pertama dapet emang suka kaya gitu. "

Udah minum obat?

"Udah."

Ini udah malem loh, Ca. Kamu istirahat ya.

"Gak bisa, aku udah coba." ucap Salsa setengah menangis.

Yaudah aku harus ngapain biar kamu bisa bobo hmm? Mau aku nyanyiin? Soalnya kalau aku ngajiin gak bisa.

"Ck, emang gue meninggal pake segala diajiin."

Zio tertawa disebrang sana.

Caca bobo oh Caca bobo kalau tidak bobo di gigit beruang...

"Kok beruang sih? "

Kalau digigit nyamuk udah biasa gak menakutkan, ditepok aja udah mati. Kalau beruang mana bisa, makanya kalau gak mau digigit beruang kamu harus bobo.

Salsa tertawa mendengar penjelasan lelaki itu. "Aja-aja ada."

Ada-ada aja.

Caca bobo oh Caca bobo kalau tidak bobo digigit beruang...
Caca bobo bobo bobo...
Kalau tidak bobo digigit beruang...

Caca...kamu harus bobo... kalau tidak bobo digigit beruang...

Deru napas Salsa perlahan teratur, gadis itu terlelap. Zio menyunggingkan senyumnya disebrang sana.

Selamat tidur, sayang.

Zio meletakkan ponselnya disamping telinga, membiarkan panggilan itu masih tetap tersambung hingga pagi menjelang. Keduanya sama-sama terlelap.

Salsa terbangun, ia melihat jam dinding yang ada dikamarnya menunjukan pukul setengah enam pagi. Salsa melirik ponselnya yang terdapat deru napas teratur seseorang. Salsa tersenyum.

"Zi, Zio. Udah pagi bangun." ucap Salsa lembut.

Tak ada sahutan disebrang sana, Salsa tetap mencoba membangunkan lelaki itu.

"Sayang, bangun udah pagi ini loh. Siap-siap sekolah."

Zio melenguh disebrang sana.

Iya.

Salsa mengerutkan hidungnya kala mendengar suara serak itu. Terdengar merdu dan ah Salsa tak kuat menjabarkan perasaan saltingnya.

Pagi sayang.

"Bangun udah siang, kamu mandi aku juga mau mandi. Udahan telponnya, awas jangan tidur lagi. Babay."

Salsa mengakhiri telponnya karena sudah tak kuat lagi mendengar suara serak-serak yang semakin menggoda itu. Salsa berjalan riang menuju kamar mandi dengan perasaan yang amat berbunga-bunga.

StructurED [END] revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang