Zio baru saja kembali dari kamar mandi setelah menuntaskan hajatnya, ia berjalan gontai menghampiri teman-temannya yang masih setia bercengkrama.
Zio tersenyum kemudian saat sudah dekat, lebih tepatnya ia tersenyum kearah Salsa. Lelaki itu duduk ditempatnya semula disamping Salsa.
"Tadi ada chat, Zi." ucap Salsa. Zio mengangkat alisnya berpikir.
Tak lama dering ponsel berbunyi menandakan ada panggilan masuk dari sana, Zio meraih benda itu cepat setelah tahu siapa orang yang menelponnya. Zio sedikit menyembunyikan ponselnya, dan berujar izin pamit guna menerima panggilan itu.
"Gue izin angkat telpon dulu, " ucapnya. Salsa mengangguk dengan perasaan heran, bertanya-tanya siapakah Dokter Vhica dan apa gerangan hubungan lelakinya dengan Dokter yang ia yakini adalah perempuan itu.
Ada rasa cemburu yang menjalar dihatinya, juga ada rasa takut jika ia ternyata diselingkuhi seperti dahulu saat menjalin hubungan bersama mantan kekasihnya. Salsa menggelengkan kepala mengenyahkan pikiran buruk yang terlintas menghantui pikirannya.
Salsa mencoba untuk tidak memikirkannya, ia tak mau berburuk sangka pada lelakinya yang ia tahu Zio adalah lelaki setia dan tak mungkin tega menduakannya. Tapi namanya juga laki-laki bisa saja lelakinya juga tergoda? Perempuan memang diciptakan untuk memperibet hidupnya sendiri dengan pikirannya, padahal hal tersebut belum tentu yang terjadi sesungguhnya. Perempuan dengan segala overthingkingnya. Meskipun Salsa tipikal cewek tomboy yang lebih cenderung keabang-abangan bukan tidak mungkin karena sejatinya Salsa adalah perempuan biasa, Salsa juga mempunyai kebiasaan overthinking seperti perempuan-perempuan pada umumnya.
Zio sedikit menjauh guna menerima panggilan suara dari seseorang yang sama yang mengiriminya pesan sebelumnya.
"Hallo, Dok." sapanya.
Hallo, Zio. Aku cuma mau ngingetin besok jangan lupa sesuai jadwal ya.
Zio menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Tapi saya lagi gak di Bandung, Dok." ucapnya.
Loh, kamu memangnya lagi dimana?
"Di Yogya." jawabnya.
"Bisa diskip aja gak, Dok? Gak mungkin juga saya pulang ke Bandung besok."
Mmm gimana, ya? Yaudah kamu bisa tetep lakuin itu sesuai jadwalnya di rumah sakit di Yogya, kebetulan aku ada temen dokter yang tugas di Yogya. Nanti aku coba koordinasi sama dia, nanti aku kirim nomernya juga ya.
"Maaf, Dok. Saya jadi merepotkan."
Nggak, Zio. Ini semua demi kebaikan kamu. Kamu tetap semangat ya.
Zio mengangguk walaupun si penelpon tidak mengetahuinya.
Yaudah ini udah malem, jangan keseringan begadang. Inget jangan terlalu kecapekan ya.
Lagi-lagi Zio mengangguk mendengar petuah perempuan itu.
"Iya, Dok. Makasih sudah mengingatkan."
Yaudah bay, Zi.
"Iya."
Panggilan selesai, Zio menghembuskan napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
StructurED [END] revisi
Teen Fiction#Karya 2 [Fanfiction] (Spin-off Izinkan Aku Bercadar) WARNING!!! ⚠⚠⚠ [Harap baca Izinkan Aku Bercadar terlebih dahulu! Apabila terdapat kekeliruan didalam cerita] ___Satu satunya cara TUHAN menunjukan kepada kita bahwa Dia yang MENGENDALIKAN adalah...