"Muak gue sama lo, Zi." ucapnya keras.
Salsa mendudukan dirinya dibangku kosong yang sengaja tersedia dibalkon kamar Zio, Zio diam membelakangi Salsa. Diam-diam keduanya sama-sama menangis dalam diam.
Salsa sakit hati karena dituduh selingkuh sementara ia sudah menjelaskan sedetail-detailnya pada lelaki itu, ia tak suka melihat lelaki itu yang terlalu pencemburu. Sementara Zio juga sakit hati karena Salsa tidak pernah bisa menjaga perasaannya. Ia hanya ingin dianggap tidak lebih, mengapa Salsa seolah menganggap remeh perasaannya?
Kekanakan? Zio tersenyum getir ketika mengingat kata itu yang keluar dari mulut kekasihnya. Iya, Zio akui sifatnya memang kekanakan. Zio sadar dirinya yang terlalu cemburu buta, tapi bolehkah iya tidak rela jika melihat kekasihnya dipeluk oleh lelaki lain?
Hening beberapa saat, keduanya sama-sama diam. Tak ada yang berniat membuka obrolan bahkan untuk saling mengucapkan kata maaf pun enggan. Lelah dengan keheningan ini Salsa berinisiatif membuka suaranya.
"Zi."
"Ca."
Keduanya bersuara secara bersamaan. Mata keduanya saling bertemu, tatapan sendu terpancar dari mata indah yang sedikit sembab itu.
"Lo dulu."
"Lo dulu."
Lagi-lagi mereka berucap bersamaan.
"Maaf."
"Maaf."
Untuk ketiga kalinya mereka mengucapkan kata yang sama. Ada apa dengan semesta? Apa ini yang dinamakan jodoh?
Salsa dan Zio juga kompak membuang mukanya karena salting. Hening beberapa detik karena keduanya sama-sama menormalkan ritme jantung mereka yang berdetak secara ugal-ugalan.
"Ca." panggil Zio pelan, Salsa menatap lelaki itu kemudian.
Zio merentangkan tangannya tanpa suara menyuruh Salsa untuk berhambur kedekapannya. Salsa tersenyum terharu, ia berlari kecil menubruk tubuh yang memberi rentangan tangan itu.
Salsa tak kuasa menahan air matanya, perasaannya dibuat seperti roaler coaster yang naik turun. Salsa menyembunyikan wajahnya pada dada bidang yang mulai terasa basah karena air matanya itu.
Salsa misuh-misuh dalam dekapan lelakinya, Zio menahan gemas agar tidak menelan perempuan itu sekarang juga.
"Ca, gue minta maaf ya? Gue udah nuduh lo yang nggak-nggak." ucap Zio merasa bersalah.
Ia tidak bisa marah terlalu lama pada perempuan itu. Sebagaimana pun rasa sakit hatinya, rasa cinta dan sayangnya pada perempuan itu mengalahkan semua rasa kecewa dan rasa sakitnya. Zio sadar, ia yang terlalu berlebihan dalam bersikap padahal Salsa sudah menjelaskan semuanya. Hanya saja hatinya tidak rela jika Salsa harus disentuh apalagi dipeluk oleh orang lain.
"Lain kali jangan maen langsung ngambek aja, konfirmasi dulu. Tanya kebenarannya dulu kaya apa." tutur Salsa sembari terisak.
Zio melepaskan pelukannya, Zio menangkup pipi tembam itu dengan lembut. Ibu jarinya bergerak menghapus sisa-sisa air mata yang membanjiri pipi gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
StructurED [END] revisi
Teen Fiction#Karya 2 [Fanfiction] (Spin-off Izinkan Aku Bercadar) WARNING!!! ⚠⚠⚠ [Harap baca Izinkan Aku Bercadar terlebih dahulu! Apabila terdapat kekeliruan didalam cerita] ___Satu satunya cara TUHAN menunjukan kepada kita bahwa Dia yang MENGENDALIKAN adalah...