Zio menelungkupkan wajahnya dibalik lipatan tangan, kepalanya sedikit pusing sehingga membuatnya kini memilih berdiam diri didalam kelasnya sementara teman-teman lainnya sudah berhamburan keluar sedari tadi karena memang sudah memasuki jam istirahat juga.
Salsa yang baru saja dari kantin bersama Nabila terlihat asik mengobrol sepanjang jalan sampai akhirnya seseorang mengganggu obrolan mereka.
"Sayang." keduanya berbalik menghadap lelaki jangkung itu. Salsa berdecak, "Dasar bucin. " cibirnya dalam hati.
Paul lelaki itu tersenyum manis menatap kekasih hatinya, "Nab, temenin Aku makan yuk." rengeknya sambil menarik lengan Nabila.
Nabila menatap Salsa cepat memberi kode, Salsa yang paham memilih mengangguk. Lagipula Paul sudah merengek-rengek sedari tadi membuat telinganya sakit.
Nabila tersenyum kemudian menarik tangan kekasihnya menuju kantin kembali sebelum bel masuk berbunyi. Ia memilih menemani kekasihnya bisa berabe jika Paul merajuk nantinya jika ia tidak menuruti permintaannya.
"Yang sabar ya, Nab. Ngurusin bayi dugong." cibir Salsa melihat sepasang sejoli itu yang sudah menjauh. Paul yang mendengar lantas berbalik sambil menjulurkan lidahnya.
"Sirik mulu jomblo." ejeknya sedikit berteriak diiringi tawa mengejeknya membuat Salsa memutar bola matanya malas dan memilih melanjutkan jalannya menuju kelas. Ia ingin beristirahat sebentar didalam kelas.
"Lumayan bisa merem dulu sepuluh menit sebelum pelajaran Pak Yanto nanti." monolognya karena memang waktu istirahat hanya tersisa lima belas menit lagi.
Sesampainya dikelas Salsa mendapati Zio yang sedang tertidur sambil menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan. Kebetulan kelas masih sepi hanya ada mereka berdua.
Dengan langkah gontai Salsa menghampiri temannya itu."Zio."
Tak mendapati respon dari sipemilik nama, Salsa segera menggoyangkan tubuh Zio pelan. Si empu nampak melenguh kemudian mengangkat kepalanya menghadap pada orang sibuk sekali membangunkannya.
Zio berdecak melihat Salsa, "Ck, ganggu lo." ketusnya kemudian kembali ke posisi semula.
Salsa mengangkat bahunya acuh kemudian memilih duduk dihadapan lelaki itu.
Salsa yang jahil memainkan rambut Zio dengan pelan berharap si empu terganggu dengan tingkahnya. Zio yang sama sekali tidak merasa risih justru semakin terlelap dalam tidurnya.
Salsa malas sekali melihat lelaki itu hobi sekali tertidur.
"Tidur mulu lo. Nanti diabet baru tau rasa." cibir Salsa.
"Dia kan bukan gue." balas Zio masih diposisi yang sama.
"Hah?"
Zio mengangkat wajahnya menghadap gadis dihadapannya, Salsa bisa melihat mata tajam itu terlihat sayu dan jangan lupa kelopak matanya yang sedikit menghitam. Seharusnya Zio tidak memiliki mata panda secara kan lelaki itu hobi tidur sudah pasti jam tidurnya cukup bahkan berlebih mungkin pikir Salsa.
"Tadi lo bilang diabet kan? Ya berarti dia bukan gue." ucap Zio santai.
"Kalau gue, guabet." tambahnya sukses membuat Salsa menyemburkan tawa ngakaknya tak lupa tangan satu digunakan untuk menutup mulutnya dan tangan satu lagi ia gunakan untuk memukul sesuatu yang ada disekitarnya dan sudah pasti Zio menjadi target pukulnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
StructurED [END] revisi
Novela Juvenil#Karya 2 [Fanfiction] (Spin-off Izinkan Aku Bercadar) WARNING!!! ⚠⚠⚠ [Harap baca Izinkan Aku Bercadar terlebih dahulu! Apabila terdapat kekeliruan didalam cerita] ___Satu satunya cara TUHAN menunjukan kepada kita bahwa Dia yang MENGENDALIKAN adalah...