CHAPTER 3

1.8K 172 13
                                    

GADIS itu menghela nafas ketika melihat keadaan cafe yang belum terlalu ramai tapi walaupun begitu tetap saja jam kerjanya sudah lewat 10 menit yang artinya dia sudah membuang-buang waktu dalam 10 menit itu.

“Pelangi!”

Pelangi menoleh ke arah sumber suara, tepat dari arah samping kanannya dan ia pun menautkan kedua alisnya ketika melihat seorang gadis yang sudah menjadi temannya selama hampir 10 tahun, lebih tepatnya satu-satu nya orang yang bertahan dengannya.

“Loh, kak Hana?”

Gadis dengan nametag Hannaya di almameter nya itu terus mengatur nafasnya sejenak sebelum berbicara.

“Gue telat! Tugas numpuk sumpah, pecah nih otak segede dengkul!” ucapnya menggebu-gebu

“Sama aku juga.”

“Yaudah, sekarang kita ganti baju deh keburu Cafe nya nambah rame.” Hana menarik tangan Pelangi masuk dari pintu belakang untuk mengganti pakaian dan segera melanjutkan tugas masing-masing.

“Eh gue dapet meja kumpulan Cogan nih, gue duluan ya..” Hana berbisik pada Pelangi yang terkekeh lalu memberinya anggukkan.

Pelangi mengedarkan pandangannya, mencari meja atau mungkin pelanggan yang membutuhkan layanannya.

Salah satu pelanggan disana mengangkat tangannya yang membuat Pelangi tersenyum ramah lalu menghampiri meja seorang pria gendut yang diperkirakan sudah berumur hampir 40 tahunan.

“Iya, pesan apa pak?” tanya Pelangi.

Pria itu diam, ia menatap gadis itu dari atas sampai bawah membuat Pelangi sedikit risih walaupun ia tidak menampakkan sikap risihnya itu.

“Pak?”

“Iya sabar dong, saya lagi mikir ini.” Pelangi hanya tersenyum kecil menanggapi lontaran pria tua itu.

“Saya pesan semua menu termahal disini.” ucap Pria itu enteng.

“Baik Pak,” Pelangi hendak berbalik namun berhenti ketika Pria itu berucap lagi.

“Cepat ya, saya buru-buru!” Pelangi lagi-lagi hanya tersenyum manis lalu melanjutkan langkahnya menyiapkan pesanan pria angkuh itu.

“Ca, Pesenan nih..” Pelangi menyampaikan pesanan Pria tadi kepada Icha, gadis yang bertugas menyiapkan makanannya.

Icha mengangguk. “Oke tunggu.”

Sembari menunggu, Pelangi mengedarkan pandangannya lagi kali ini bukan mencari pelanggan tapi mencari sosok gadis yang keberadaannya sedari tadi tidak terlihat.

“Woi!” Pelangi sedikit terkejut lalu menoleh pada seseorang yang menepuk pundaknya.

“Nyari apa Pel?” tanya Hana

Pelangi menggeleng. “Kak Hana dari mana?”

Hana terkekeh, “Gue dari ngelayanin kumpulan cowok ganteng, sumpah ganteng banget Pelangi! Lo harus liat sih, kalo aja ada yang nyangkut.”

Pelangi terkekeh, “Buat kak Hana aja, aku nggak minat.” ujarnya sembari membenarkan kuncir rambutnya.

“Ih kok gitu sih? Ayolah, lo ‘kan cantik, pasti mereka suka juga tuh lagian ya, Pel, kita sebagai wanita tuh juga butuh laki-laki buat ngelindungin kalo nanti sewaktu-waktu digangguin sama preman atau orang jahat gimana? Doi bisa nolongin.” ujar Hana.

You Are My Universe [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang