CHAPTER 11

1.2K 129 12
                                    

Cinta juga penuh makna, kalo memang sisi satunya nggak berniat maka itu udah terlihat jelas dia bukan yang terbaik.”

🌈🌈🌈


SETELAH menata rapi nasi goreng spesial masakkannya ke dalam kotak makan, ia lalu memasukan kotak bekal itu ke dalam tasnya. Segera ia mengenakan sepatu sekolahnya dan tak lupa mengunci pintu rumah yang sudah menjadi surga bagainya dari kecil.

Namun ia dibuat terkejut ketika berbalik dan melihat seseorang dengan sebuah motor sport berwarna hitam tengah berada di depan pagar rumahnya. Siapa dan sedang apa seseorang itu disana.

Pelangi berjalan mendekat hendak menanyakan namun belum sempat ia membuka suara ketika seseorang itu membuka kaca helm full face yang dikenakannya.

Seseorang itu tersenyum. “Berangkat bareng?”

Ya, siapa lagi kalau bukan Langit? Lelaki yang akhir-akhir ini sering ditemuinya, ah, lebih tepatnya lelaki yang selalu menemuinya sejak pertama kali menginjakkan kaki di SMA Semesta. Diantara harus bersyukur atau hanya bisa menerima skenario apa yang sedang dibuat oleh sang takdir?

Skenario yang penuh dengan tanda tanya. Padahal sebelumnya Pelangi tidak pernah berada di posisi membingungkan disini tapi ia bersyukur setidaknya ia tidak berada di posisi menyakitkan sejak dulu atau mungkin belum?

“Tapi..”

“Duduk miring aja.” kata Langit

“Nggak papa?” Pelangi ragu karena itu adalah motor sport, takutnya jika ia duduk miring akan mempengaruhi Langit yang sedang menyetir.

“Nggak usah takut, gue lebih pro dari tukang ojek.”

Pelangi terkekeh. Bisa-bisanya Langit bersaing dengan tukang ojek, ya, pastinya Langit yang menang kalau tidak, maka habis lah itu tukang ojek.

Langit menepuk pundaknya menginstruksi Pelangi untuk naik dengan bantuan pundaknya. Pelangi yang mengerti pun mengangguk, segera ia duduk dijok motor sport Langit dengan bantuan pundak lelaki itu tentunya.

“Udah?” Pelangi hanya bergumam menanggapi pertanyaan Langit.

“Pegangan, karena gue nggak akan biarin lo pacaran sama aspal.” Langit segera melajukan motornya. Ia terkekeh pelan karena Pelangi hanya memegangi pundaknya, padahal jika gadis lain, percayalah mereka akan memeluk erat Langit seakan tidak ingin disentuh oleh orang lain namun sayangnya itu hanya jadi ekspektasi para gadis karena pada nyata-nya Langit benci ketika dirinya dikuasi oleh orang lain kecuali orang yang memiliki posisi penting di hidupnya.

Motor Langit melewati gerbang sekolah yang artinya kini mereka berdua memasuki halaman SMA Semesta. Suara riuh terdengar ketika Langit baru saja menghentikan motornya tepat di parkiran khusus sekolah.

Semua murid yang berlalu lalang seketika berhenti dan menatap kedua remaja yang terlihat serasi itu, ada yang terkagum-kagum, ada yang terkejut dan ada juga yang bertanya-tanya siapa gadis yang datang bersama Langit itu. Heboh? tentu saja karena tidak ada seorang gadis pun yang pernah menaiki motor seorang Langit maupun saudara ataupun sepupu.

“Ayo.” ucap Langit ketika melihat Pelangi yang masih berdiri disana.

Pelangi menatap hampir seluruh murid yang menonton dirinya dan Langit, jujur saja Pelangi takut menjadi amukkan para siswi Semesta karena telah berdekatan dengan idola mereka, ingin melawan tapi dia siapa?

Langit mengikuti arah pandang Pelangi ke arah para murid dikoridor yang heboh melihat mereka berdua namun tepat disaat Langit menoleh para Murid seketika mengalihkan pandangan pada aktivitas mereka. Seakan menghindari masalah yang akan terjadi ketika mereka mengusik singa yang tidur.

You Are My Universe [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang