SUASANA kelas sekarang sudah seperti pasar tanpa penjual, sudah seperti rumah tanpa tuan, sudah seperti bumi tanpa manusia dan sudah seperti hati yang tak kunjung mendapat kepastian.
Beberapa menit setelah sang guru menyatakan ujian dadakan, kelas itu berubah menjadi sunyi, para murid berperang dengan pikiran dan hati masing-masing. Dalam pikiran terus mencari ingatan yang menyimpan kunci jawaban dan dalam hati terus merutuki soal yang tak kunjung selesai.
Yang pasti tidak berlaku pada murid yang rajin belajar, mengerjakan soal dadakan rasanya sudah seperti menonton drakor, tinggal menebak saja bagaimana alurnya.
Bel istirahat berbunyi, yang melegahkan bagi murid yang sudah selesai dan menegangkan bagi murid yang belum mencapai soal akhir.
"Sial! Nomor terakhir apaan woi jawabannya!"
"Njir giliran terakhir aja susah!"
"Bentar ya Ibu cantik tinggal nomor terakhir."
"Ah bodo amat yang penting selesai!"
Semua mengumpulkan jawaban mereka pada guru dan segera setelah guru itu pergi mereka semua berlari menuju kantin, sepertinya kantin lebih memberi kepastian ketimbang soal yang selalu membuat hati berdegup tak karuan.
"Anjir banget! Tiba-tiba ujian mana gue belom makan tadi pagi!" Gerutu Yuriva seraya mengusap perutnya.
Nayla mengangguk dengan wajah yang cemberut. "Nggak tau deh gimana nasib nilai, siap-siap aja ceramah gratis dirumah."
Mereka berdua merengek seperti anak kecil yang meminta digendong sedangkan Pelangi dan Kayla hanya mbggeleng-geleng kepala melihat tingkah kedua gadis itu.
Keempat gadis itu sontak berhenti akibat Yuriva memanjangkan tangannya.
"Apaan sih Yur?"
"Pel! Ada Reinda tuh, dia kemarin minta fotonya." ujar Yuriva.
"Ha? Foto apaan?" tanya Nayla.
"Jadi, kemarin waktu di cafe aku nggak sengaja liat Erik sama cewek, aku kira itu Reinda tapi Reinda lagi di Mall sama Yuriva." jelas Pelangi.
Kayla meletakkan kedua tangannya di depan dada. "Jadi, intinya Erik selingkuh?"
"Mungkin, ini aku ada fotonya tapi cuma bagian belakang."
"Nggak papa Pel! Ayo!" Yuriva menarik tangan Pelangi menghampiri Reinda diikuti dengan Kayla dan Nayla.
"Rei!"
Reinda dan Zerra berhenti dan menatap sinis para gadis yang ada di depan mereka.
"Kenapa?""Gue mau nunjukin foto kemarin, mana Handphone lo Pel?" Pelangi memberikan benda pipihnya yang langsung diterima oleh Yuriva.
Yuriva memperlihatkan foto seorang lelaki berkemeja biru dengan seorang perempuan yang mengenakan dress merah. Reinda meneliti foto itu hingga logikanya mengajaknya kesuatu ingatan. Ia menoleh pada Zerra yang berada disampingnya juga sedang menatap foto itu.
"Bohong nih! Ini pasti cuma akal-akalan kalian kan mau jebak Reinda?! Ngaku lo!" sahut Zerra.
"Sialan lo! Ini beneran! Lo pikir kita nggak ada kerjaan apa buat drama kayak gini? Kita bukan lo kali!" tepis Yuriva.
"Halah ngaku aja deh lo!" Zerra beralih menatap Reinda yang masih menatapnya, "Apa? Lo percaya sama mereka?"
"Rei, lo inget kan Erik kemarin bilang mau pergi sama nyokapnya."
Reinda diam lalu beralih menatap Pelangi. "Kalo lo mau bales dendam, jangan kayak gini. Murahan!" Pelangi terkejut mendengar ucapan Reinda.
"Dan asal lo tau, gue nggak akan ketipu gitu aja sama cara lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Universe [ Completed ]
Fiksi RemajaSemesta selalu punya cara untuk menyatukan setiap makhluk bumi dan yang ditakdirkan bersama tidak akan pernah saling melewati. "Karena memang pada dasarnya Pelangi hanya ditakdirkan untuk Langit." Dia, bukan ketua geng ataupun anak nakal biasa, tapi...