SEMUA murid berlarian mencari tempat masing-masing untuk menyaksikan pertandingan permainan bola basket antara SMA Semesta dan SMA Cahaya untuk kedua kalinya.
“Minggir, minggir! Astagfirullah woi minggir!” Yuriva menarik tangan Pelangi begitupun dengan Pelangi yang menarik tangan Nayla dan selanjutnya Nayla menarik tangan Kayla yang hanya pasrah.
Mereka berempat mendapat tempat duduk tepat ditengah-tengah, Nayla terus berseru memanggil nama Januar memberi semangat pada lelaki itu sedangkan Kayla hanya bisa menutup telinganya.
Pertandingan sudah dimulai membuat seluruh murid diam fokus pada satu titik ditengah, ada juga yang masih memberikan semangat untuk Basgan terutama kepada sang Ketua. Langit.
“Itu yang jadi ketua namanya Nata.” ucap Yuriva pada Pelangi.
Pelangi mengangguk. “I know.” ucapnya yang membuat Yuriva mbyengir, ia lupa jika Pelangi berasal dari SMA yang sama.
Pelangi dapat melihat Nata yang menjadi gelar ketua tim basket putra mendapat giliran menyerang pertama. Januar dan Ario mencoba menghadang dengan mengukur kemampuan lawan.
Dribble sebentar, Nata mencoba masuk melalui sisi kiri Ario yang tentu saja Ario tidak akan membiarkan lawannya lolos begitu aja. Ario hendak memblokir gerakan Nata, sambil tangannya menggapai ingin merebut bola. Namun, tiba-tiba saja Nata memutarkan badannya.
Tapi Ario maupun Januar tidak terpancing dengan gerakan Nata. Dia malah mundur hingga masuk ke area three point shot dan secara tidak terduga, Nata langsung melakukan tembakan dari luar area three point shot. Masuk!
Penonton SMA Cahaya bersorak riuh. Nata membawa bola ke garis tengah, lalu berbalik dan siap menyerang kembali. Kini giliran Langit yang menunggunya di depan garis three point shot.
Langit tersenyum tipis menatap Nata yang hendak melakukan penyerangan dua kali karena Langit tahu betul Nata lemah dalam hal itu.
Langit maju menghadang. Nata mencoba mengecoh Langit dengan seakan-akan melakukan tembakan. Tapi Langit hanya tersenyum miring. Dia tahu, menembak bola dalam posisi berdekatan dan jarak yang masih jauh dari ring akan sia-sia.
Dan benar saja Nata tidak menembak. Dia mencoba menerobos lewat kiri bawah, tapi Langit bergerak lebih cepat hingga saat masih mendribel bola, tangan kirinya menyambar bola. Langit lalu melakukan gerakan memutar dan tangan kanannya menangkap bola yang akan terlempar.
Langit berhasil merebut bola! Membuat seluruh murid SMA Semesta termasuk Pelangi dan yang lain bersorak heboh.
Langit secara jitu berhasil menyelundupkan bola di antara kedua kaki Nata. Nata yang tidak siap pun hanya bisa diam ketika Langit melewatinya dan memasukkan bola ke ring dengan sebuah lay up yang keren.
Pertandingan terus berlanjut hingga babak terakhir, diakhiri dengan Gilang yang melakukan tembakan dari luar area three point shot. Bola besar berwarna oranye itu masuk dengan mulus ke dalam ring membuat seluruh penonton SMA Semesta berdiri dan berteriak heboh penuh kemenangan sedangkan tim basket SMA Cahaya lagi dan lagi harus pulang dengan kekalahan. Ya, Basgan mengukir kemenang untuk kesekian kalinya.
Semua murid berlari mengerumuni pemenangnya, begitupun dengan Pelangi, Yuriva, Nayla dan Kayla yang ikut menghampiri Basgan.
Dan suasana dibuat semakin heboh dan memanas ketika Langit berlari santai mengampiri Pelangi dan memeluk gadis itu.
“AHHHHH!!!!” teriak seluruh siswi SMA Semesta bahkan sampai ada yang jatuh pingsan melihat kejadian itu.
“SIALAN! LANGIT!” pekik Januar yang ikut terkejut melihat aksi tak terduga Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Universe [ Completed ]
Roman pour AdolescentsSemesta selalu punya cara untuk menyatukan setiap makhluk bumi dan yang ditakdirkan bersama tidak akan pernah saling melewati. "Karena memang pada dasarnya Pelangi hanya ditakdirkan untuk Langit." Dia, bukan ketua geng ataupun anak nakal biasa, tapi...