CHAPTER 41

1.1K 106 10
                                    

KAKI dengan sepasang sepatu itu berjalan dengan cepat di koridor sekolah memasuki sebuah kelas yang membuat semua orang yang ada di kelas itu menoleh padanya.

"PELANGI!" teriak Yuriva yang membuat Pelangi tersenyum ketika Yuriva berlari ke arahnya dan memeluk tubuhnya dengan erat.

"Yaampu, yaampun, yaampun, yaampun!!!!! Lo dari mana aja sih Pelangi?! Udah hampir seminggu lo nggak masuk, kita nggak ketemu, astaghfirullah!"

Nayla ikut menghampiri Pelangi dan memeluk gadis itu. "Iya, sampe-sampe Yuriva kalo tidur mimpiin lo terus!"

"Yeh! Mana ada! Yang ada ya gue tuh mimpiin Ario.." ucap Yuriva seraya menyengir pada Ario yang berada di sampingnya. Karena memang Basgan berada disana.

Pelangi mengangkat kedua alisnya. "Kamu sama Ario?"

Nayla mengangguk lalu mengalungkan tangannya pada lengan lelaki yang berada disebelahnya. "Tuh, Yuriva nurut-nurut gue pacaran!"

"Ish! Nih, nih, ya, ternyata mereka berdua udah jadian waktu Basgan menang tanding basket lawan SMA Cahaya!" cibir Yuriva.

Pelangi ikut menoleh pada Nayla dan Januar yang terlihat mesra. "Wah, kayaknya aku ketingalan banyak informasi ya?"

"Banget, Pel! Dan lo tau nggak Erik dikeluarin dari sekolah dan bakal masuk penjara!" ucap Yuriva.

Pelangi menautkan kedua alisnya. "Kenapa?" Tentu saja Pelangi bingung karena kemarin baru saja bertemu Erik yang ketahuan selingkuh dengan Zerra.

"Pertama, udah banyak ngerusak anak orang! Kedua, narkoba." ucap Nayla lantang yang membuat Pelangi menghela nafas.

Pelangi beralih menatap Kayla dan Gilang yang tampak tidak berdekatan seperti yang lain. "Yuriva sama Ario, Nayla sama Januar, Kayla sama Gilang?"

Gilang menoleh pada Kayla begitupun dengan Kayla yang langsung membuang pandangannya. "Nggak!"

Januar terkekeh lalu menepuk pundak Gilang, "Sabar bro, gue bantu doa!"

Pelangi terdiam ia baru menyadari satu hal, ada yang kurang disini. "Emm, Langit.. kemana?"

"Oh Iya! Dia sakit." kata Ario

"Sakit?"

Januar mengangguk. "Dia kehujanan kemarin karena nungguin lo pulang."

"Iya Pel! Kasian tau, gue baru kali ini sih liat Langit ngerasa kehilangan gitu sama seorang cewek." timpal Yuriva.

Pelangi menghela nafas gusar. "Aku udah tau semuanya, dan nanti aku mau ke rumah Langit, nemuin dia."

"Serius lo?! KITA IKUT!!"

Drng.. Drng..

Gilang mengambil handphone-nya dan menerima panggilan masuk dari seseorang yang sangat penting di kehidupannya.

"Hal-"

"GILANG!" sontak Gilang menjauhkan benda pipih itu ketika suara nyaring hampir saja memekakkan telinga nya.

"Buset."

"Apa kamu bilang?!"

"Eh enggak Mih, ada apa sih? Gilang lagi belajar nih lagi fokus banget, tapi mami ganggu!"

"Dimana pensil alis mami?!"

"Pensil alis? Yang mana sih Mih?"

"Aduh, yang Mami taruh diatas meja kerja Papi!"

"Apa?! Itu pensil alis mami? Yah, kebawa Mi, Gilang kira itu pensil Papi!"

"Yaampun, makanya lain kali tuh nanya dulu, ini mami mau pergi, gimana coba? mana pensilnya kamu bawa, seharusnya-"

You Are My Universe [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang