SUSAN dan Langit berhenti di ambang pintu ketika melihat Rain yang tidur dengan mudahnya karena Pelangi. Kedua sudut bibir Susan terangkat melihat Pelangi yang dengan tulusnya membuat Rain tertidur tanpa satu tujuan pun.
“Sebenarnya kamu ketemu Pelangi dimana sih, Lang?” tanya Susan Pelan pada anak sahabatnya itu.
Dengan masih menatap Pelangi, Langit berucap, “Disekolah Tan, dia murid baru.”
“Cinta pandangan pertama hm?” tanya Susan sedikit menggoda Langit karena jujur saja baru pertama kali ini Susan melihat Langit tampak begitu terbuka dengan seorang gadis.
Langit tersenyum. “Lebih tepatnya, cinta lama bertemu kembali.” ucap Langit lalu berjalan menghampiri Pelangi, meninggalkan sejuta pertanyaan pada benak Susan.
“Pelangi.” Langit bergumam takut mengusik Rain yang sedang tertidur pulas.
“Ha?” Pelangi sedikit terkejut dengan panggilan Langit padahal Langit memanggil dengan nada pelan.
“Kenapa?” Pelangi menggeleng lalu merapikan kembali selimut Rain. Setelah itu ia berdiri dan menatap Langit.
Pelangi diam ketika Langit tersenyum hangat padanya yang entah kenapa, Pelangi sedikit takut. “Keluar yok?”
“Kemana?”
“Jalan-jalan sama gue, ngabisin hari ini.” ujar Langit.
Pelangi menoleh pada Susan yang hanya tersenyum padanya. Pelangi menghela nafas, mengapa begitu susah menolak seorang Langit?
“I-iya.”Langit tersenyum lalu menarik tangan Pelangi hingga berhenti di depan Susan. Langit mencium punggung tangan wanita itu begitupun dengan Pelangi.
“Kita pamit dulu ya Tan, mau keluar.” ujar Langit.
Susan mengangguk. “Yaudah, hati-hati loh, Langit jagain prioritasnya.”
Langit terkekeh. “Iya, Assalamualaikum tan.”
“Waalaikumsalam.”
Langit menatap Pelangi yang masih mengenakan seragam sekolah. “Lo nggak mau ganti baju?”
“Hah? E-enggak—”
Langit menarik tangan Pelangi masuk ke salah satu ruangan yang ada dirumah itu. Pelangi terkejut ketika mereka berdua berada disebuah ruangan yang penuh dengan berbagai macam pakaian, sepatu dan barang-barang lainnya.
“Lo ganti baju, gue tunggu diluar.” Langit segera keluar dari ruangan itu meninggalkan Pelangi yang dikelilingi oleh berbagai macam pakaian.
Dan jujur saja itu membuat Pelangi bingung, namun tak mau membuat Langit menunggu lama, Pelangi memilih salah satu pakaian atas lengan panjang bernuansa cream dengan bawahan celana panjang yang berwarna abu-abu.
Pelangi berjalan ke arah cermin besar yang menampakkan seluruh penampilannya dan itu membuat Pelangi terkagum sendiri. Pelangi membenarkan rambutnya sedikit lalu segera keluar dari sana menghampiri Langit yang sudah menunggu dimotor.
“Langit.”
Langit menoleh dan detik berikutnya hanya ada hening diantara mereka, untuk pertama kalinya Langit mengucapkan kagum pada seorang gadis.
Pelangi begitu indah, hanya dengan pakaian feminim ia terlihat begitu indah dari apapun bahkan Pelangi yang dilangit pun tak mampu mengalahkan indahnya Pelangi yang disini.
“Langit? Jadi nggak?” tanya Pelangi.
Langit tersenyum lalu memasang helm full face-nya, Pelangi segera naik dengan bantuan pundak lelaki itu tentunya. Baru setelah itu Langit melajukan motornya, bersiap untuk memperlihatkan kepada semesta, jika Langit memiliki salah satu harta berharganya. Pelangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Universe [ Completed ]
Teen FictionSemesta selalu punya cara untuk menyatukan setiap makhluk bumi dan yang ditakdirkan bersama tidak akan pernah saling melewati. "Karena memang pada dasarnya Pelangi hanya ditakdirkan untuk Langit." Dia, bukan ketua geng ataupun anak nakal biasa, tapi...