CHAPTER 25

893 108 16
                                    

MOTOR sport itu terpakir rapi ditempat parkiran biasanya. Pelangi turun begitupun dengan Langit dan sekarang bukan lagi pertanyaan pertanyaan yang menghampiri mereka justru decak kagumlah yang menyambut kedua remaja yang memiliki sebuatan Couple Semesta.

Langit sedari tadi menatap Pelangi yang membuat gadis yang ditatap itu menoleh dan mengangkat kedua alisnya sebagai pertanyaan.

Lengit terkekeh. “Nggak nyangka ya?”

“Apa?”

“Nggak papa.”

Pelangi mencibir, Langit selalu saja melakukan sesuatu hal yang berhasil membuatnya penasaran. Langit mengantarkan Pelangi ke depan kelasnya.

“Jangan lupa dimakan ya?”

“Apa?” tanya Langit pura-pura tidak tahu.

“Sandwich.” ucap Pelangi pelan takut jika Yuriva dan yang lain tahu maka itu akan menjadi bahan godaan mereka.

Langit mendekat. “Apa? Ulangin.”

Pelangi berdecak kesal, “Langit!”

Langit terkekeh lalu mengusap pelan puncak rambut Pelangi yang justru membuat seluruh punghuni kelas memperhatikan mereka berdua.

“Ish! Langit!” Pelangi sedikit menjauh dari Langit bukan karena apa, tapi karena dia malu.

Langit lagi-lagi hanya tertawa. “Yaudah, kalo gitu gue ke kelas dulu.” ucapnya yang berlalu pergi tak lupa meninggalkan pesona yang membuat para siswi yang melihat itu hanya bisa berteriak dalam hati.

Yuriva mendekat dan memulai aksinya. “Jangan lupa di makan ya, Langit.” ucapnya yang membuat Pelangi menoleh dan memukul pundak gadis itu.

Yuriva terkekeh geli. “Iya Pelangi.. kalo gitu gue ke kelas dulu.”

“Yuriva!”

Yuriva dan Nayla tertawa melihat raut wajah malu Pelangi yang berjalan melewati mereka dan duduk dibangkunya seraya berpura-pura membaca buku hanya untuk mengalihkan keadaan.

Nayla duduk dibangkunya tepat disebelah Kayla yang sedang mendengarkan musik dari headsetnya. “Makasih ya Langit, jadi makin sayang deh sama kamu!”

“Ah masa sih, Pelangi? Kalo gitu kita jadian dulu baru bisa sayang-sayangan!” timpal Yuriva.

Pelangi tak bisa lagi menahan pipinya yang kini memerah, ia menatap kesal Yuriva dan Nayla yang menggodanya terus menerus sedangkan Kayla yang memutar bola matanya balas melihat kelakuan jahil kedua gadis itu pada Pelangi.

Terdengar desahan yang keluar dari beberapa mulut ketika bel masuk berbunyi. Bukannya karena tidak ingin belajar hanya saja mereka terlalu tidak bersemangat menyambut kehadiran guru killer sekarang.

Pelangi segera menyiapkan buku-bukunya begitupun dengan Kayla yang mau tak mau harus menghentikan aktivitasnya.

“Selamat pagi anak-anak.” ucap seorang guru dengan sebuah penggaris kayu panjang andalannya itu memasuki kelas itu.

“Selamat pagi, Bu!”

Bu Mona sedikit menurunkan kaca matanya, menatap seluruh murid yang tampak lesu pagi hari ini.

“Semua sudah sarapan?” tanya-nya.

Ada yang menjawab sudah, ada juga yang menjawab belum dan yang pasti semua menjawab tanpa niat sedikit pun. Entahlah seperti tubuhnya disini namun nyawanya sedang berada ditempat lain.

“Semuanya berdiri! Senam ditempat sekarang!” tegas Bu Mona.

Semua murid memang berdiri dan melaksanakan apa yang di perintahkan oleh Bu Mona namun terlihat jelas semua bergerak tanpa semangat sedikitpun bahkan terlihat seperti manusia tanpa tulang.

You Are My Universe [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang