MATA itu terbuka dengan sedikit erangan ketika merenggangkan otot-ototnya. Pelangi terbangun, menatap setiap sudut kamarnya lalu setelah itu seketika ia menyubah posisi menjadi duduk, bingung, itulah yang Pelangi rasakan. Bukannya terakhir ia berada di taman?
Pelangi mencium bau masakan dari arah dapur, ia segera berdiri dan berjalan ke arah dapur untuk melihat siapa yang memasak di rumahnya.
“Loh, kak Hana? Nggak kuliah?”
Hana yang sedang sibuk di dapur pun menoleh. “Enggak, libur dulu.”
Pelangi mengangguk-angguk kan kepalanya, lalu meneguk segelas air. Hana memang sudah sering ke rumahnya atau mungkin sudah biasa?
“Kak, ngomong-ngomong, kok aku ada dirumah?” tanya Pelangi yang berlalu duduk di kursi meja makan, dan memakan masakan Hana karena jujur saja ia sangat lapar.
“Ngomong-ngomong soal itu, gimana nyenyak kan tidurnya? Ya pasti, diangkut sama cogan.”
Pelangi mengangguk membenarkan namun setelah itu ia melotot menyadari perkataan Hana, Pelangi menatap Hana tanpa berkedip. “Langit gendong aku ke kamar kak?!”
Hana terkekeh disela-sela decakkanya. “Iya! Yakali gue?”
“Astaga!” Pelangi mendengus seraya memegang kedua sisi kepalanya dengan rambut yang masih tergerai.
“Kakak kenapa nggak bangunin aku sih?”
“Ya mana gue tau, orang, Langit dateng-dateng bawa lo yang lagi ngorok!”
Mata Pelangi kembali melotot menatap Hana yang masih sibuk dengan sutilnya. “Serius?! Aku ngorok?”
Hana mengangguk. “Saking kerasnya lo ngorok, Langit sampe geleng-geleng kepala dan lo tau gue yang malu, mana ada ileran lagi.”
“Aishh..” Pelangi mendengus kecil, bagaimana ia bisa bertemu Langit nanti? Pelangi segera berdiri, menyambar handuknya lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Sedangkan Hana, gadis itu kini terkekeh geli karena berhasil menjahili Pelangi, padahal sejujurnya dibanding dirinya, Pelangi lebih cantik jika sedang tertidur.
Setelah beberapa lama bersiap-siap, akhirnya kini Pelangi sedang mengenakan kaos kakinya, sesekali memikirkan bagaimana sikapnya nanti jika bertemu dengan Langit. Apakah Langit akan menertawainya?
“Ah! Ngapain juga sih aku kemarin tidur! Coba aja kalo nggak? Pastikan nggak akan malu-maluin gini!” Gumam Pelangi kesal pada dirinya sendiri.
“Pel! Gue dirumah lo dulu ya, soalnya sinyalnya bagus!” teriak Hana dari dalam kamar.
“Hem! Jangan lupa kunci rumah! Aku pergi dulu!”
“Oke!”
Pelangi keluar dengan tas yang sudah mantap di punggungnya, saat keluar disana ia melihat mobil Langit yang terparkir menunggu dirinya.
Pelangi berjalan menghampiri seraya membenarkan sedikit rambutnya, entahlah ini lebih memalukan dari pada apapun.
Pelangi masuk ke dalam mobil dan segera bersiap. Langit menoleh dan menatap wajah Pelangi yang seperti ditutup-tutupi.“Udah siap?”
“U-udah.”
Langit mengangguk lalu melajukan mobilnya, di perjalanan hanya ada hening diantara mereka. Langit sesekali menoleh pada Pelangi yang sepertinya hendak berbicara namun tidak jadi-jadi.
“Ada apa hm?”
Pelangi menggigit bibr bawahnya lalu memberanikan diri untuk bertanya. “Langit, semalem kamu ya yang gendong aku?”

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Universe [ Completed ]
Fiksi RemajaSemesta selalu punya cara untuk menyatukan setiap makhluk bumi dan yang ditakdirkan bersama tidak akan pernah saling melewati. "Karena memang pada dasarnya Pelangi hanya ditakdirkan untuk Langit." Dia, bukan ketua geng ataupun anak nakal biasa, tapi...