MOBIL itu berhenti yang membuat Pelangi segera turun dan tersenyum pada seorang wanita yang ada di dalam. "Nggak mau mampir dulu, Tan?"
Susan tersenyum. "Lain kali ya, sayang, yang penting Tante udah tau rumah kamu."
"Oke, hati-hati ya, Tan!"
"Dah, sayang.." Susan segera melajukan mobilnya pergi dari sana, setelah menghabiskan waktu bersama Pelangi, ia jadi merindukan seseorang.
Susan menghentikan mobilnya tepat di tengah-tengah pemakaman. Ia berjalan dengan membawa bunga ke salah satu pemakaman seseorang yang sudah lama tidak ia kunjungi.
Susan berhenti, ia sedikit berjongkok lalu meletakkan bunga itu diatas makam yang tertulis nama Titania Viola A.Susan mengukir senyum seraya mengusap pelan batu nisan itu. "Tania, aku ketemu sama orang yang mirip banget sama dia, dari namanya, mukanya.. tapi, aku tahu, itu mungkin bukan dia."
"Tania, aku masih ingat kata kamu, kalo Langit kita bakal bawa dia kembali, tapi aku rasa, itu nggak pernah terjadi, karena mungkin dia udah pergi.. mana bisa bidadari sekecil itu menghindari mautnya? Kecuali, aku percaya, Allah memiliki banyak cara untuk menyelamatkan makhluknya."
Susan segera pergi dari sana setelah ia memanjatkan doa untuk seseorang yang berada didunia yang berbeda.
Sedangkan disisi lain, Pelangi baru saja selesai dengan semua ritualnya yang ada di dalam rumah, kini ia sedang berbaring ditempat tidur seraya menatap foto Dina lama-lama, sesekali tersenyum.
"Tau nggak sih Bu? Pelangi lagi seneng."
Pelangi terkekeh pelan. "Pelangi dapet sahabat baik kayak Yuriva, twins dan Basgan terutama Langit, ya, walaupun Pelangi masih banyak pertanyaan tentang Langit."
"Pelangi juga ketemu sama keluarganya Langit yang baik banget sama Pelangi, adiknya Langit, Papanya Langit, Tante Susan, Om Revan, tapi, Pelangi juga masih bingung kok bisa ya Pelangi berada disana?"
"Mereka itu orang penting Bu, terutama keluarganya Langit. Tapi, kenapa aku bisa berdiri disana?"
Pelangi menggeleng seraya tersenyum. "Pelangi nggak tau kenapa Langit tiba-tiba dekat sama Pelangi, tiba-tiba jagain Pelangi, tiba-tiba perhatian sama Pelangi, tapi, yang Pelangi tau sekarang.. Pelangi jatuh cinta Bu!"
"Untuk pertama kalinya Pelangi jatuh cinta sama seseorang dan hebatnya dia Langit yang terlalu tinggi untuk digapai, Ibu benar, cinta nggak seburuk apa yang Pelangi kira, tapi gimana.. gimana kalo patah hati itu benar adanya?"
Dering handphone Pelangi membuatnya segera berdiri dan mengambil benda pipih yang terletak di atas meja belajarnya itu.
"Halo Cha?"
"Halo Qila! Lo udah dirumah ya?" tanya Icha
"Iya, Cha, kenapa?"
"Ohh, lo masih nyimpen nggak resep masakan lama? Di gue udah ilang, mana menu nya juga mau di ganti."
"Sebentar." Pelangi membuka laci meja belajarnya dan mengambil sebuah buku catatan yang berisi semua resep makanan Cafe.
"Iya, Cha ada,"
"Yaudah, gue ke rumah lo ya.."
"Kamu dimana?" tanya Pelangi.
"Masih di cafe."
"Yaudah, aku aja yang kesana."
"Eh tapi kan lo baru pulang-"
"Nggak papa, kamu tunggu aja, aku kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Universe [ Completed ]
Genç KurguSemesta selalu punya cara untuk menyatukan setiap makhluk bumi dan yang ditakdirkan bersama tidak akan pernah saling melewati. "Karena memang pada dasarnya Pelangi hanya ditakdirkan untuk Langit." Dia, bukan ketua geng ataupun anak nakal biasa, tapi...