Zerra mendengus kesal ketika dirinya sama sekali tidak diperhatikan, ia berdiri seraya berucap, “Gue ke wc dulu.”
Ia menjauh dari Basgan dan yang lain, namun, bukannya ke wc seperti yang di katakan, ia justru melangkah menaiki tangga dengan cepat setelah itu berjalan di koridor lantai atas yang sangat luas dengan beberapa ruangan.
Zerra tersenyum membayangkan bagaimana jika ia tinggal di istana ini, pasti hidupnya akan sangat puas. Zerra berhenti di dengan pintu kamar yang tertuliskan nama Altair Langit A.
Zerra tersenyum jahil lalu hendak membuka pintu kamar itu, namun, sayangnya tidak semudah yang ia kira karena pintu itu menggunakan kunci pin dan sidik jari. Jadi tidak semudah masuk ke dalam toilet.
Tatapan Zerra terjatuh pada berbagai mainan yang ada disebuah meja di depan kamar dengan tulisan nama, Sabrina Rain A.
Tapi, mata Zerra justru menatap tajam sebuah boneka beruang kecil yang terletak rapi disana dengan keterangan. “Kakak Cantik.”
Zerra berdecih pelan ia tahu itu dari siapa, Zerra mengambil boneka beruang itu lalu dengan sengaja menarik kepala boneka itu hingga terlepas, dengan senyum sinis ia mengeluarkan busa yang mengisi boneka beruang kecil itu hingga kini boneka itu sudah rusak tanpa bentuk.
“Gue nggak akan biarin lo dapetin Altair! Gue nggak akan biarin lo yang seneng-seneng bahagia diatas semua hartanya Alvaros! Dan gue yang akan jadi ratu disini! Inget itu Aquila Pelangi!” ucap Zerra seraya tetap merusak-rusak boneka beruang itu.
“Kakak!” Zerra sontak menoleh tepatnya pada seorang gadis kecil yang berada dibelakangnya.
“Kakak kenapa rusakin little bear-nya Rain?!” tanya Rain kesal.
Zerra tersenyum sinis seraya mengangkat boneka beruang yang tinggal kulitnya saja itu. “Ini Rain? Nggak guna!” Zerra melemparnya ke sembarang arah.
Rain menatap boneka beruang kesayangannya itu lalu hendak mengambilnya namun Zerra menarik tangannya kasar.
“Nggak usah diambil! Udah buruk!”
Mata Rain berkaca-kaca. “Tapi itu mainan kesayangannya Rain dari kakak cantik.”
Zerra muak sekali. “Gimana sih nih bocah! Anak orang kaya tapi sayang sama mainan murahan!”
“Kakak jahat!! Rain nggak suka! Lepasin Rain!” ucap Rain berusaha melepaskan celakan kuat dari Zerra, dan tanpa Zerra sadar seorang Art yang melintas melihat kelakuannya dengan Rain segera berlari turun ke bawah.
“Eh! Kurang ajar ya! Gue itu bakal jadi kakak Ipar lo! Pacarnya Altair! Yang bakal jadi ratu disini!”
Rain menggeleng dengan air mata yang sudah membanjirinya. “Nggak! Kakak jahat nggak akan jadi kakaknya Rain! Rain lebih sayang sama kakak cantik! Lepasinn!!” Rain semakin keras menangis karena Zerra yang semakin kuat mencekal lengan mungil itu.
“Diem! Nggak? Diem! Gue tampar nih!” Zerra menatap tajam Rain lalu melayangkan tangannya.
“ZERRA!”
Zerra seketika berhenti dan diam mematung ditempat ketika mendengar suara Langit dari belakang.
“Abang!! Hiks..” Rain melepaskan tangan Zerra lalu berlari ke arah Langit dan memeluk lelaki itu.
Zerra sama halnya ia berbalik dan menatap Langit seakan sudah tertangkap basah. Langit sedikit berjongkok menyamai tingginya dengan Rain yang sedang menangis.
“Rain? It's okay, cerita sama abang apa yang terjadi?” tanya Langit.
Rain berusaha menetralkan isakkannya agar bisa berbicara dengan jelas kepada Langit. “Kakak jahat rusakin mainan little bearnya Rain yang dikasih oleh Kakak cantik..” Rain menunjuk ke arah boneka yang sudah tidak ada bentuk tergeletak dilantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Universe [ Completed ]
Teen FictionSemesta selalu punya cara untuk menyatukan setiap makhluk bumi dan yang ditakdirkan bersama tidak akan pernah saling melewati. "Karena memang pada dasarnya Pelangi hanya ditakdirkan untuk Langit." Dia, bukan ketua geng ataupun anak nakal biasa, tapi...