Chapter 19

2.2K 168 12
                                    

Keesokkan paginya, Mew bangun lebih dulu dari Gulf. Melakukan perenggangan sambil membalikkan tubuh nya menghadap Gulf.

Di sentuhnya wajah Gulf dengan sangat lembut menggunakan Ibu jari dimulai dari dahi , kelopak mata, batang hidung, pipi, hingga ke bibir lalu tersenyum.

"Kau sangat sempurna, Phi"

"Terima kasih. Kamu juga sempurna, sayang" Sontak Mew melepaskan sentuhannya karena kaget.

"P-Phi sudah bangun"

"Sudah dari tadi"

Cuuupp

"Kau melupakan morning kissmu, hmm sweety"  Memeluk tubuh Mew erat, membuat semburat merah muda tercetak jelas di pipi Mew.

"Phi!!" Menutup wajah memakai kedua telapak tangan sambil telentang.

"Au, kau malu, huh? Imutt" Tangan kanan Gulf mencubit pipi Mew sedangkan tangan kiri tidak sengaja menyentuh perut Mew & mengelus nya perlahan.
"Entah mengapa ini hanya perasaan Phi saja atau memang perutmu yang semakin membesar?"

"Aku juga tidak tahu, Phi. Semakin hari semakin besar. Apa karena aku banyak makan?" Menatap mata Gulf dengan wajah polos.

"Tidak mungkin. Kalau memang begitu, harusnya perutmu tidak sebesar ini dan anggota tubuhmu yang lain tidak sekurus ini" Mencubit lengan tangan Mew dan area lainnya yang menurut Gulf kurus.
"Mau coba cek ke dokter? Phi takutnya kamu ini kena kanker per---AWW!! Sakittt" Mengelus perutnya yang dicubit kuat oleh Mew.

"Siapa suruh Phi bicaranya sembarangan banget----ihhhhh nyebelinnn!!" Langsung bangkit dari ranjang dan saat berdiri, Mew merasakan ada cairan yang berlomba keluar dari lobang analnya.
"PHIIIII!! SEMALAM KAU MENGELUARKANNYA DI DALAM DAN TIDAK MEMAKAI KONDOM??!" Teriak Mew.

"Hehehee,, maaf, Phi lupa pakai karena terlalu semangat" Tersenyum ketakutan.

"ISSSSSSSHHHHHHH NYEBELIN!!" Masuk ke kamar mandi dengan sedikit mengangkang karena masih merasakan sakit pada lubangnya.

.

BRAKKKK

.

Mew menutup pintu kamar mandi dengan kuat hingga Gulf terlonjak kaget.

"Nanti kalau pintu nya rusak kita mandi tanpa pintu, kamu mau?

"BODO AMAT!!" Teriak Mew dari dalam kamar mandi.

Gulf mengelus dada sambil menghela nafas berat. "Salah lagi salah lagi diriku ini" Mengusap wajahnya kasar.

Setelah mandi, Mew bersiap-siap dengan cepat, memakai sweater oversize agar perutnya tidak kelihatan besar saat dilihat dari luar dan meninggalkan sarapannya sebab Mew sudah ada janji dengan Turbo, tetangganya, untuk menemaninya cek kandungan di rumah sakit.

"Mew, kamu mau kemana? Aku tidak ingat akan mengajakmu keluar sekarang?" Tanya Gulf sambil menyilangkan tangan di depan dada dan berdiri di pintu keluar.

"Aku sudah janji mau temanin Turbo untuk cek kandungannya, Phi" Tanpa melihat Gulf.

"Huh? Siapa turbo?"

"Phi sungguh tidak mengenalnya atau hanya memancingku?" Memicingkan mata pada Gulf seperti anak kucing.

"Phi sungguh tidak tahu dia siapa, sayang. Phi tidak pernah bicara dengan siapapun selama disini selain kamu , Mean, dan Luke. Dan---bagaimana pula kamu bisa mengenalnya?" Menaikkan sebelah alisnya.

"Hahh" Menepuk jidat.
"Dia itu tetangga kita, Phi. Rumahnya bertepatan disebelah rumah kita. Dia sudah menikah dengan Kaownah. Saat Phi pergi kerja, aku suka mengajaknya untuk ngobrol disini, Phi. Dia orang yang baik. Sedikit banyak menyemangatiku perlahan bangkit dari trauma ku. Saat pertama kali, aku mengira dia penduduk asli disini, tapi ternyata dia juga pindahan dari Bangkok"

My Bitter Root || GULFMEW  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang