Chapter 8

3.9K 203 3
                                    

Dengan tampilannya yang berantakan karena memakai bajunya asal, Gulf masuk ke dalam ruang kerja yang letaknya tidak jauh dari kamar yang ditempati Mew.

"ARRRGHHH BRENGSEK!" Memukul meja kerjanya dengan kepalan tangannya kuat.
"Bisa-bisanya aku malah terperdaya dengan wajah sayunya, membuatku terangsang & memperkosanya. Padahal tadinya aku ingin memberi kesan pertama yang baik, & buat dia tergila-gila padaku. Kalau begini rencana ku bisa gagal!!" Mengacak & menjambak surai rambutnya dengan sedikit kuat.
"Sudah lah, apa boleh buat. Aku bisa cari cara lain nanti" Mendongakkan kepalanya keatas & menutup matanya.

Drrrrrtttt
dddrrrrrrtt
drrrrrrttt

"Hahhhhhhh,," Membuang nafas berat & memijit keningnya setelah melihat nama kontak yang menelfonnya.

"Hal--"

"ANAK SIALAN! KENAPA SEKARANG KAU BISA ADA DI KANADA, GULF KANAWUT??! KAU TIDAK INGAT PERTUNANGAN MU YANG AKAN DIADAKAN MINGGU DEPAN HAH??! SEHARUSNYA SEKARANG KAU TEMANI PLOY MENCARI GAUN!! KAU PULANG KESINI SEKARANG ATAU PERLU PHO YANG MENYERETMU HAH?!!" Teriak sang Ayah dari seberang telefon.

"Tidak, Pho! Aku tidak mau pulang! Dan pertunangan itu tidak akan terjadi!"

"Apa kau bilang??! Kau sekarang sudah berani melawan Pho?"

"Pho, dengarkan aku dulu. Bagaimana kalau aku bilang aku akan memberikan penawaran spesial untuk Pho? Apa Pho bisa mempertimbangkan lagi tentang pertunangan itu?"

"Apa maksudmu?"

"Pho, Pho masih ingat dengan DRAKE ? Ketua dari Jongcheveevat corp. Lawan bisnis Pho yang dari dulu tidak bisa Pho bunuh?"

"Jangan sebut nama itu disinii!!! Pho tidak mau dengar nama itu lagi!" Bentak Tuan Kanawut.

"Dengarkan aku dulu, Pho. Aku tau Pho masih ada dendam dengannya sampai sekarang. Jadi aku mengajukan penawaran spesial untuk Pho. Bagaimana kalau aku berikan Kepala Drake pada Pho, lalu Pho membatalkan pertunanganku dengan Ploy?" Sebelah tangannya Memainkan pulpen sambil menyeringai tipis.

",,,,,,,,,,,,"

"Tidak harus menjawabnya sekarang. Pho bisa pikirkan matang-matang dulu lalu beritahukan padaku nanti" Berjalan pelan keluar dari ruang kerjanya menuju kamar Mew.

"Dengar anak muda, kau terlalu sombong! Kau pikir bisa memenggal kepalanya dengan mudah? Hahahaha!! Bahkan untuk bisa menyentuhnya saja, nyawamu di pertaruhkan"

"Pho tenang saja. Aku benar-benar akan memenggal kepalanya dengan mudah untuk Pho, karena aku punya 'pancingan lezat' untuk menariknya masuk perangkap ku" Menyeringai sambil menatap tubuh Mew yang tidak bergeming sama sekali dari sejak Gulf tinggal ke ruang kerja.

"Ohh, maksud 'pancingan lezat' mu itu, anak manis di mension bersama dengan mu sekarang, eh?"

"Hahh" Menghela nafas.
"Hebat sekali Ayah ku ini. Menyewa banyak mata-mata diseluruh tempat, hingga aku tak punya privasi sama sekali" Sindir Gulf.

"Itu karena kau selalu bertindak ceroboh! Sudah lah, nanti akan Pho kabari jawabannya"

"Ba--"

Tuuuut tuuuut tuut

"Sial!" Mengumpat ke layar handphone.

Matanya melirik ke tubuh Mew. Dilihatnya tubuh Mew yang dari tadi tidak ada pergerakan sama sekali, Gulf mendekat untuk memastikan kalau Mew belum mati.

"Hoii, bangun!" Gulf Memakai kakinya menggoyang-goyangkan tubuh Mew.
"Tidak usah pura-pura mati didepanku , atau kau ingin mati beneran disini?" Tidak ada respon, Gulf mendekatkan wajahnya ke wajah Mew. Mengangkat telapak tangannya menyentuh dahi , pipi, lalu turun ke leher Mew, & merasakan seluruh tubuh Mew yang sangat panas. Membuat Gulf sedikit khawatir & langsung menelfon Singto, dokter pribadi keluarga Traipittanapong.

My Bitter Root || GULFMEW  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang