HAPPY READING
•••••
Sejak tadi Ayana tidak henti-hentinya berdecak kagum dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana tidak, Matteo telah membawanya ke suatu tempat indah bak surga yang tersembunyi. "Matt, indah banget." Ayana mengedarkan pandangannya, menatap sekeliling penuh kekaguman dengan binar bahagia di sorot matanya.
Matteo tersenyum penuh arti, rencananya berhasil. Membuat Ayana bahagia, melihat gadis itu tersenyum karenanya. "Lo seneng?"
"Seneng banget! Fotoin dong!" Ayana berseru senang, memberikan ponselnya pada Matteo.
Matteo menerima dengan senang hati, tapi bukannya membuka kamera di ponsel gadis itu, Matteo malah mengeluarkan kamera DSLR miliknya dari tas yang sejak tadi dibawa. "Pake ini, biar bagus." Matteo memperlihatkan kameranya pada Ayana.
"Lo bawa kamera?" tanya Ayana membeo.
"Iya, pemandangannya terlalu bagus untuk dilewatkan, termasuk lo." Sontak kalimat Matteo yang tiba-tiba membuat Ayana bersemu, segera mengalihkan pandangannya.
"Ish, tau gitu kan bisa bilang. Gue juga mau bawa kamera," balas Ayana menggerutu.
"Kan nggak tau. Nanti deh kapan-kapan ke sini lagi, jangan lupa bawa kamera."
"Emangnya gue mau ke sini lagi?" Ayana tersenyum miring, membuat Matteo terkekeh.
"Gue berani bertaruh. Lo akan sering minta ke sini terus sama gue."
Ayana menaikkan sebelah alisnya, mengangguk. "Hmm, mari kita lihat nanti."
"Dah ah, buruan fotoin!" lanjut Ayana berseru senang. Gadis itu bahkan sudah berpose padahal Matteo belum menyalakan kameranya.
Matteo terkekeh, Ayana itu susah ditebak. Gadis itu bisa bersikap dingin dan lucu di waktu yang bersamaan. "Ih Matt, kok malah bengong! Buru fotoin," protes Ayana membuat Matteo tersadar.
"Eh, i-iya bentar-bentar."
"Ngelamunin apa sih?"
"Kamu," balas Matteo begitu saja dengan matanya yang masih fokus pada kamera yang berada di pegangannya.
Ayana berdecak, kali ini dirinya tidak akan tersipu lagi dengan gombalan-gombalan yang akan Matteo lontarkan untuknya. "Serius dikit bisa nggak sih."
Sontak, kalimat Ayana membuat Matteo mendongak, manik matanya menatap Ayana dengan serius. "Perasaan gue selalu ngajak serius, tapi selalu lo tolak?"
Ayana membeo, lalu memicingkan matanya. "IH MATT NGGAK GITU! BEDA KONSEP IH, NGESELIN BANGET SIH LO!"
•••••
Malam tiba, udara sudah terasa dingin. Tadi mereka sudah puas berkeliling, mengambil banyak foto. Ah, puas untuk seorang Ayana yang hobi bermain sosmed. Dan sekarang, mereka sudah kembali di rumah Matteo dengan 2 bungkus nasi uduk dan 2 es teh.
"Capek juga ya." Ayana menjatuhkan duduknya di sofa, meletakkan dua plastik berisi makanan dan minuman di atas meja.
Matteo mengangguk, ikut duduk—bergabung di samping Ayana. "Kalo mau mandi biar gue rebusin air panas dulu."
"Eh nggak usah. Masih kuat pake air dingin, kayaknya sih tapi," balas Ayana ragu di akhir kalimat, karena merasakan hawa yang mulai dingin.
Matteo terkekeh, tangannya terangkat-mengusap kepala Ayana singkat. "Nggak papa, abis ini gue rebusin."
Ayana yang menerima serangan mendadak dari Matteo, hanya bisa memejamkan matanya saja tanpa berniat membukanya. "Makasih," balasnya kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATTEO ✔ [Completed]
Teen Fictioncover by @its_lyxa.real start: 25 Mei 2021 finish: 31 Juli 2021 ***** Ayana Savannah memiliki kehidupan yang sempurna sejak kecil, kedua orang tua yang selalu menyayanginya dan apa pun yang diinginkan selalu terpenuhi. Berbeda dengan Matteo, meskip...