22. Ay, Saranghae!

118 22 0
                                    

HAPPY READING

•••••

"

Seru banget, Seinna sukaaa." Seinna berseru dengan riang, gadis kecil itu menikmati es krim yang dibelikan Matteo tadi. Begitupun dengan Ayana. Sedangkan Matteo giliran untuk mendorong kursi roda Seinna.

"Abis ini kita naik wahana apa, Kak?" tanya Seinna mendongak, menatap Ayana dan Matteo secara bergiliran.

"Tinggal rumah hantu sama bianglala. Kita ke rumah hantu dulu, ya?" tanya Ayana pada Seinna. Gadis kecil itu mengangguk, menurut. Seinna benar-benar menikmati waktu ini. Berharap pada Tuhan, hari ini akan datang lagi. Entah itu kapan. Semoga saja.

Mereka mulai memasuki rumah hantu, Seinna sudah aman, berjalan di tengah-tengah antara Ayana dan Matteo. Selama perjalanan di rumah hantu, Ayana tidak henti-hentinya berteriak karena terkejut. Berbeda dengan Matteo dan Seinna yang terlihat santai seperti tidak ada beban. "Kak Ayana takut yaaa," kata Seinna. Gadis kecil itu tersenyum menggoda.

Dengan polos, Ayana mengangguk jujur. "Takut banget. Kok Seinna nggak takut, sih?" tanya Ayana.

"Kan mereka manusia, bukan hantu beneran," kata Seinna.

Ayana menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kalimat Seinna memang benar, sama sekali tidak salah. "Iya bener juga, ya? Kok gue takut banget sih," gumamnya yang masih bisa didengar, membuat Matteo dan Seinna kompak tertawa geli karena tingkah Ayana yang lucu.

"Lagian, Kak Ayana ini," kata Seinna.

"Tau nih, Ay. Takut banget kamu. Kalah noh sama Seinna," sambung Matteo memanas-manasi. Ayana menoleh, berdecak kesal.

"Nggak takut, cuma kaget," kata Ayana mengelak.

"Keliatan boong ih." Matteo terkekeh, menggoda.

"Kalian kompak banget sih kalo disuruh ngejek," gerutu Ayana. "EH ANJIR ASTGAHFIRULLAH, KAGET!" Ayana sontak berteriak, saat dikejutkan dengan sosok manusia yang menyamar menjadi Mbak Kun.

Ayana berhenti, memejamkan mata. Menetralkan detak jantungnya. Sungguh, Ayana membenci sesuatu hal yang akan mengejutkan jantungnya. Ini benar-benar membuatnya kesal setengah mati. Dan hingga mereka menyelesaikan wahana rumah hantu, Ayana hanya diam sembari sesekali memejamkan matanya sampai keluar.

Ketika sudah berada di ruangan yang cerah, Matteo dapat melihat wajah pucat pasi Ayana. Berulang kali juga Ayana membasahi tenggorokannya yang terasa kering. "Kalian di sini dulu. Mau beli air mineral," kata Matteo pada Ayana dan Seinna.

Selepas kepergian Matteo, Seinna menarik tangan Ayana menuju bangku yang tidak jauh dari posisi mereka untuk duduk. Seinna lalu menatap Ayana yang sejak tadi diam. "Kak Ayana takut banget ya?" tanyanya pelan.

Ayana lalu menoleh, mengangguk. "Iya, Seinna."

"Kenapa bisa gitu?"

"Itu karena waktu kecil Kakak pernah liat hantu, jadi trauma gitu," balas Ayana. Lalu tersenyum hangat saat melihat Seinna memasang wajah bersalah. "Tapi Kak Ayana nggak papa, kok."

Seinna menggeleng, dengan wajah bersalahnya. "Maaf banget ya, Kak Ayana. Tau gitu tadi mending kita nggak perlu ke rumah hantu."

"Nggak perlu minta maaf, lagian kan Kakak juga nggak bilang kalo takut. Jadi, nggak papa. Kamu nggak salah kok, sayang." Ayana tersenyum hangat, memberi kode jika dirinya sangat baik-baik saja.

"Nih Ay, minum dulu." Matteo datang dengan membawa dua botol air mineral, membukanya laku diberikan pada Ayana.

"Makasih," kata Ayana menerima.

MATTEO ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang