8. STMJ

190 33 0
                                    

HAPPY READING

•••••

Ini adalah malam minggu pertama bagi mereka sejak memutuskan untuk berpacaran. Dan Matteo mengajak Ayana untuk makan malam di warung kucingan, di tempat sederhana dan sangat merakyat. Bukan di tempat mewah seperti restoran bintang lima yang sering didatangi anak-anak muda jaman sekarang. "Kita mau ke mana, Matt?" tanya Ayana membuka percakapan.

"Nih, ke warung kucingan," balas Matteo menunjuk warung kucingan yang ramai pengunjung. Terlihat beberapa orang yang tidak kebagian kursi, memilih duduk lesehan di atas tikar.

"Gue belom pernah ke warungan kucing kayak gini," kata Ayana berbisik. Matteo tersenyum, mengangguk maklum merasa tidak heran.

"Dan lo bakal suka di sini. Makanannya enak-enak kok. Nggak kalah sama restoran bintang lima, dijamin lo bakal ketagihan, Ay."

Karena yang memang Ayana tidak memiliki pengalaman makan di warung kucingan maka, Matteo lah yang langsung dengan sigap mengambil sebuah piring untuk meletakkan bungkusan nasi serta gorengan. "Kamu mau makan nasi apa?" tanya Matteo.

"Adanya apa aja?" Ayana balik bertanya, karena masih belum paham. Apalagi melihat bungkusan nasi yang berjajar rapi di atas meja.

"Ada nasi cumi, nasi rica-rica ayam, nasi rames, nasi telor, nasi bakso balado, nasi mi kering...."

"Mau nasi cumi sama rica-rica ayam, deh," balas Ayana. Gadis itu lalu berinisiatif untuk mengambil 2 sendok dan garpu.

"Gorengannya mau apa?" tanya Matteo.

"Mendoan sama tahu bakso, ada nggak?"

Matteo tersenyum, mengangguk. "Ada kok," balasnya sambil mengambil goreng yang diinginkan oleh Ayana.

"Minumnya?"

"Es teh aja," balas Ayana.

"Nggak mau stmj?" tanya Matteo mengusulkan.

Ayana menaikkan sebelah alisnya. "Stmj, apa itu?"

"Minuman, dari susu, telor, madu, jahe," kata Matteo menjelaskan.

"Itu dijadiin satu, dicampur gitu?" tanya Ayana yang masih berpikir, sedikit tidak mengerti.

Matteo mengangguk, sebagai jawaban. "Iya, mau nyoba?"

"Enggak deh, lo aja. Nanti gue nyobain," kata Ayana disertai kekehan, karena tidak yakin jika rasanya akan cocok dengan mulutnya.

"Oke."

Setelah Matteo memesan minuman, mereka duduk di salah satu tempat lesehan yang masih kosong.

"Ini minumnya, silakan dinikmati." Seorang wanita paruh baya berkata dengan ramah.

Matteo dan Ayana sontak mengangguk, tersenyum. "Terima kasih, Bu," balas mereka bersamaan.

"Mau nyobain stmjnya," seru Ayana bersemangat membuat Matteo terkekeh geli, lalu memberikan segelas stmj ke pada pacarnya itu.

"Pelan-pelan, panas soalnya, Ay," kata Matteo mengingatkan.

Ayana mengangguk, menyeruput dengan perlahan. "Ahh, seger ya ternyata," gumamnya.

"Rasanya campur-campur ya. Pedes-pedes, manis gitu," lanjut Ayana berkomentar.

Matteo mengangguk setuju. "Suka, kan?" tanyanya tersenyum.

"Sukaaa. Tapi masih cinta es teh sih," balas Ayana tersenyum lebar membuat mau tidak mau Matteo mengacak-acak surai Ayana dengan gemas.

•••••

MATTEO ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang