17. Sahabat atau Pacar?

171 23 0
                                    

HAPPY READING

•••••

Berita tentang Ayana yang melabrak beberapa murid cewek SMA 1 menyebar dengan cepat, begitupun dengan alasannya kenapa seorang Ayana yang terkenal tidak pernah punya masalah dengan siapa pun tiba-tiba saja melabrak orang. Tentu menjadi trending topik di pagi hari untuk para murid-murid.

"Lo kenapa ngelabrak mereka, Ay?" Begitu mendengar jika Ayana telah melabrak beberapa murid cewek, Matteo langsung saja bergegas pergi ke kelas Mipa 1 untuk menemui pacarnya itu dan bertanya tentang alasannya.

"Karena kesel. Gimana nggak kesel, kalo mereka masih mempermasalahkan hubungan kita. Padahal yang ngejalani juga kita, kenapa mereka yang ribet, najis. Pengen banget tau tadi nampar mulut mereka." Ayana menjawab dengan perasaan yang sangat dongkol.

"Emang mereka ngomong gimana?" tanya Matteo dengan sabar.

"Tadi gue, kan, lewat lorong anak mipa tiga, biasa tuh gengnya Saskia. Lagi pada julid, ngebahas hubungan kita. Katanya lo nggak cocok buat gue, intinya dia jelek-jelekin lo. Ya gue nggak terimalah, gue labrak aja."

Matteo sontak terkekeh mendengar penjelasan Ayana. "Besok-besok nggak usah lagi, Ay. Buang-buang tenaga," katanya sembari mengacak-acak surai Ayana.

"Kalo misal itu ngejelek-jelekin lo, dan gue denger sendiri, gue nggak bisa diem aja. Labrak adalah solusinya," balas Ayana dengan datar dan tegas.

Tau jika mood Ayana sedang jelek, Matteo mengajak Ayana ke kantin untuk membeli bakso kesukaan pacarnya itu.

"Duduk di sini, mau beliin bakso dulu," kata Matteo membuat Ayana mengangguk patuh dan memilih untuk memainkan ponselnya, hingga Matteo datang.

"Na, keren banget lo tadi pagi nglabrak si Saskia and the gang." Si kembar Javar dan Jalar yang entah datang dari mana, tiba-tiba saja muncul di depan Ayana--membuatnya terkejut bahkan hampir menjatuhkan ponselnya.

Ayana mengusap dada, memejamkan mata menahan kekesalan. "Astaga, kalian bisa nggak sih, nggak pake ngagetin!"

Jalar menyengir, menunjukkan peacenya. "Sorry, Na. Abis gue semangat banget," balasnya.

Tanpa dipersilahkan, Jalar dan Javar duduk di hadapan Ayana. "Gue dukung banget lo ngelabrak si Saskia," kata Jalar mulai membuka percakapan.

"Gue akuin, mereka emang pinter. Tapi masalah attitude, nol besar," sambung Javar dengan sengak membuat Ayana yang mendengarnya terkekeh, mengangguk setuju.

"Percuma emang kalo pinter tapi attitudenya nggak ada," kata Ayana menanggapi.

Saskia dan teman-temannya memang terkenal pintar juga, sering bergabung dengan Ayana mengikuti olimpiade terutama Saskia. Tapi, mereka juga terkenal sifatnya yang suka menyenggol orang sana-sini, bahkan secara terang-terangan sering menunjukkan sikap tidak sopannya pada salah satu guru, dan jangan lupakan sikap centilnya jika berhadapan dengan anak-anak basket.

"Gue aja sampe risih sama si Dania." Javar bergidik ngeri, karena salah satu teman Saskia yang bernama Dania suka sekali mencari perhatian pada Javar, hanya saja sikapnya memang sangat berlebihan. Jadi, membuat kesal dan agak ilfeel. Padahal Dania sangat cantik, karena wajahnya khas bule.

"Oh iya, dia yang suka ngejar-ngejar lo itu, kan." Ayana berseru, "Terima aja sih, Var. Cantik juga si Dania."

"Iya cantik, tapi kalo sama gue aja lenjeh gimana sama cowok lain?" kata Javar blak-blakan. Mungkin jika Dania di sini, gadis itu akan sakit hati mendengarnya.

MATTEO ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang