chapter four

2.8K 221 10
                                    

Budayakan tekan bintang setelah membaca.
Maafkan typo.
.
.
.

Kak Ansel otw ke kampus, nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kak Ansel otw ke kampus, nih. Keliatan anak ambisnya ya. Padahal kalo di kelas jarang merhatiin🤫
.
.

Setelah berdebat dengan Davis sebentar, Nana memilih untuk langsung pergi dari sana sebelum amarahnya memuncak dan itu malah membangunkan Ansel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berdebat dengan Davis sebentar, Nana memilih untuk langsung pergi dari sana sebelum amarahnya memuncak dan itu malah membangunkan Ansel. Sepeninggal Nana, Ansel membuka matanya perlahan. Sejujurnya, dia belum tertidur pulas. Hanya menutup matanya saja. Dia dengar yang Nana katakan saat menatapnya tadi.

Bohong jika Ansel mengatakan dia tidak tahu bahwa Nana menyukainya. Gadis itu terlalu jelas menunjukkannya sampai siapapun akan tahu. Namun, Ansel tidak pernah menganggap serius perasaan Nana. Ja gan salah paham. Tidak dalam arti Ansel menyepelekan perasaan Nana padanya, namun bagi Ansel, Nana hanyalah gadis SMA yang sedang berada dalam fase jatuh cinta yang samar. Apalagi, anak seumuran Nana sedang dalam proses menuju dewasa. Jika ditanya apakah Ansel menyukai Nana, jawabannya iya. Nana anak yang manis dan ceria. Dia juga gadis yang baik meskipun kadang kelakuannya seperti pria. Namun rasa suka Ansel bukanlah rasa suka yang sama seperti rasa suka Nana padanya. Mungkin, rasa suka Ansel lebih sebatas rasa suka melihat Nana.

"Sel," panggil Davis yang baru datang dari dapur dengan segelas air di tangannya.

"Hmm."

"Lo ngantuk?"

"Tadi iya, tapi pas dengar suara lo sama Nana, ngantuk gue berkurang 50%."

Davis menunjukkan cengirannya. Dia menaruh gelasnya di meja, lalu menarik lengan Ansel hingga pria itu bangun dari tidurnya. Ansel hanya bisa pasrah dengan apa yang Davis lakukan.

"Masak mie, yuk!"

Ansel menghela napas berat. "Gendut!"

Davis mendengkus. "Ck, takut banget gendut lo. Lo makan satu bakul nasi juga enggak akan gendut, Sel. Body lo perfect karena lo suka nge-Gym. Makan mie doang enggak bakal nambah sekilo lemaknya."

"Lo yang masak tapi, gue terima jadi."

Davis mengangguk cepat. "Oke, gue masakin. Lo jangan tidur, ya!"

Try To Be Yours √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang