chapter twenty nine

1.9K 178 6
                                    

Budayakan tekan bintang setelah membaca, ya.
Maafkan typo.
.
.

Maafkan typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Ansel berdiri di depan kaca, mengintip ke dalam ruangan di mana putranya itu berada di salah satu keranjang bayi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ansel berdiri di depan kaca, mengintip ke dalam ruangan di mana putranya itu berada di salah satu keranjang bayi. Nana belum siuman setelah melahirkan. Istrinya itu masih dalam perawatan dokter. Ansel menaruh telapak tangannya di kaca, lalu tersenyum sambil meneteskan air mata. "Halo, Axiel," gumamnya.

Ya, Axiel Chatra Zenanda. Itulah nama yang sudah Ansel dan Nana siapkan sebelumnya. Karena sebelumnya mereka sengaja tidak mengetahui jenis kelamin bayi mereka, keduanya juga membuat nama perempuan.

Ansel mengusap air matanya, lalu mengambil ponselnya yang bergetar di dalam saku celana.

"Ya? Sekarang? Saya sedang di rumah sakit. Baik, saya ke sana sekarang."

Ansel memutus panggilan itu lalu menghela napas berat. Ansel memang membantu Neneknya untuk mengurus perusahaan keluarga mereka. Dan karena Neneknya sedang ke luar negeri, Ansel harus melakukannya sendiri, menggantikan Neneknya untuk sementara waktu sebelum menjadikan Ansel sebagai Direktur perusahaan nanti. Ia pergi menuju kamar rawat Nana, lalu menghampiri Amel yang duduk menemani Nana.

Ansel melihat Nana yang masih berbaring tak sadarkan diri.

"Mah, aku ada urusan sebentar di kantor. Kabari aku kapanpun kalau Nana sudah siuman, ya."

Amel mengangguk. Hanya mengangguk saja tanpa mengatakan apapun. Ansel pun keluar dari ruangan itu dan pergi.

Sepeninggal Ansel, Nana langsung membuka matanya. Ia kemudian bangun dari tidurnya, lalu menatap pintu kamar rawatnya. Sebenarnya, Nana sudah siuman sejak tadi saat Ansel pergi keluar untuk menemui dokter. Dan telepon yang Ansel terima, itu juga adalah rencananya agar Ansel pergi dari rumah sakit. Ia meminta bantuan Davis untuk melakukan itu.

Try To Be Yours √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang