chapter twelve

2.6K 238 67
                                    

Budayakan tekan bintang setelah menbaca, ya.
Maafkan typo
.
.
.

Foto Kak Ansel mulu, kali-kali Nana yang jadi pembuka cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto Kak Ansel mulu, kali-kali Nana yang jadi pembuka cerita. Mwehehe.
.
.

"Kakak beneran ambil jurusan kedokteran?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak beneran ambil jurusan kedokteran?"

Juna mengangguk sembari mengaduk minumannya. Setelah bertemu tadi, Nana memutuskan untuk melanjutkan obrolan mereka. Karena Nana juga sudah tidak ada kelas, dan dia memang rindu dengan Juna.

"Awalnya aku mau ambil psikologi. Tapi karena keluargaku semuanya dokter, jadi aku harus ikut mereka."

Tania menatap Juna dengan mata berbinar. "Cowok idaman banget, sih, Kak Juna."

"Kakak kenapa enggak pernah main ke rumah aku? Kalo tahu Kak Juna di sini, kan, aku pasti punya teman main."

"Maaf, ya, Na. Aku emang tinggal di kost dekat sini. Aku pernah mampir beberapa kali ke rumah kamu karena enggak sengaja lewat. Tapi enggak berani manggil." Juna tersenyum. "Mama sama Papa kamu apa kabar, Na? Masih jarang di rumah?"

Nana mengangguk. "Sibuk banget mereka, tuh. Tapi seminggu sekali mereka pulang. Gapapa, aku udah biasa. Di rumah ada Kak Davis juga, jadi enggak masalah. Meskipun dia ngeselin."

Juna mengangguk. "Aku masih pangling, loh, Na, ngelihat kamu."

"Cantik, ya?" tanya Nana sembari menegrlipkan matanya dan tersenyum.

Juna terkekeh. "Cantik."

"Ih, aku beneran kangen banget sama Kak juna. Kapan-kapan kita main sepeda bareng kaya dulu lagi, yuk, Kak. Muter-muterin komplek sebelah sambil nunggu tukang sate Pak Didin buka," ajak Nana dengan wajah antusias. Sebagai informasi, dulu sebelum menjelang sore, Nana, Juna, Davis, dan Naura akan bersepeda mengelilingi komplek sebelah. Lalu pulangnya mereka akan makan sate yang tidak jauh dari sana. Sate yang dari dulu sampai sekarang menjadi langganan Nana dan Davis. Nana sangat rindu melakukan hal seperti itu lagi. Semenjak Juna dan Naura pindah, Nana jarang bermain sepeda.

Try To Be Yours √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang