chapter twenty two

2.3K 219 25
                                    

Budayakan tekan bintang setelah membaca, ya.
Maafkan typo
.
.

"Na, ada alasan kenapa beberapa hal dilakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Na, ada alasan kenapa beberapa hal dilakukan. Mungkin karena itu lebih baik dilakukan, atau hanya itu yang bisa dilakukan."

.
.

Ansel mengendarai mobilnya dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ansel mengendarai mobilnya dengan cepat. Ia mendapat kabar dari orang suruhannya tentang keberadaan Reno yang tinggal di salah satu hotel yang tak jauh dari rumah pria itu.

Ansel buru-buru pergi menuju hotel itu tanpa memberitahu Nana dan Geo. Ia ingin menemui Reno sendirian. Ia khawatir, Reno punya rencana jahat yang sudah disiapkan. Ansel tidak mau melibatkan Geo.

Setelah sampai di hotel yang dimaksud, Ansel lansung pergi ke tempat di mana Reno berada. Ya, Reno sedang berada di restoran yang ada di dalam hotel tersebut. Orang suruhannya ada di sana, memantau Reno agar tidak kehilangan jejaknya.

Ansel bisa melihat pria itu sedang melahap sarapannya dengan tenang. Ansel yang sudah diselimuti amarah langsung menghampirinya dan memukul wajah Reno tanpa peduli orang-orang yang melihatnya.

"Brengsek lo!"

Reno agak terkejut dengan kedatangan Ansel yang tiba-tiba.

"Gue udah bilang, jangan main-main dengan gue. Lo udah menyepelekan kesepakatan kita."

Reno mengernyit. "Maksudnya gimana? Lo ngomong apasih, gue enggak ngerti."

"Enggak usah sok enggak ngerti. Lo emang brengsek, ya."

Baru saja Ansel ingin memukul Reno, Reno langsung menahan tangan Ansel.

"Tunggu! Gue enggak ngerti maksud lo. Kesepakatan yang mana yang gue sepelekan?"

"Lo, kan, yang nempelin foto-foto itu di mading kampus? Cuma lo yang punya fotonya. Siapa lagi kalau bukan lo?"

Try To Be Yours √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang