chapter twenty seven

1.9K 165 9
                                    

Budayakan tekan bintang setelah membaca, ya.
Maafkan typo
.
.

Maafkan typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Ansel melepas topi toganya lalu memasangkannya di kepala Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ansel melepas topi toganya lalu memasangkannya di kepala Nana. "Suamimu ini sudah jadi sarjana," ucapnya pada Nana.

Nana mengangguk lalu mengacungkan jempolnya. "Kak Ansel hebat!"

Ansel pun tersenyum. Pria itu membungkukkan tubuhnya agar wajahnya sejajar dengan perut Nana yang mulai membuncit. Pria itu mencium perut Nana lalu mengusapnya pelan. "Ayah sudah jadi sarjana, Nak. Tinggal tunggu Mamamu aja yang jadi sarjana."

"Iya, Mama menyusul, ya. Tapi kayaknya agak lama, soalnya Mama pasti cuti nya banyak."

Tak lama kemudian, Heena dan Anna datang membawa buket bunga masing-masing. Kali ini, tentu saja Nana yany menyuruh Heena datang ke acara wisuda Ansel. Nana melirik Ansel, mencoba membaca ekspresi pria itu. Ansel sudah berjanji akan mencoba menerima Heena kembali dengan caranya.

"Congraduation cucu Nenek yang paling handsome. Akhirnya kamu jadi sarjana juga."

Anna memeluk cucu satu-satunya itu. Anna  memberikan buket itu pada Ansel.

"Terima kasih, Nek."

"Anything for u."

Kini giliran Heena yang mendekati Ansel. Keduanya terlihat sangat canggung. "Selamat atas kelulusan kamu, Nak. Maaf, karena tidak bisa menemani kamu melewati masa-masa kuliahmu. Maaf belum bisa menjadi Mama yang baik."

Ansel mengangguk. Ia mengambil buket itu. "Enggak apa-apa. Semua di dunia ini bukan hanya tentang hal yang baik aja. Lagipula, aku sudah dewasa. Kehadiran Mama enggak terlalu aku butuhkan. Terima kasih sudah datang ke wisudaku."

Heena tersenyum. Melihat itu, Nana juga ikut tersenyum. Meskipun kalimat Ansel barusan agak keluar jalur dari yang Nana arahkan, tapi tidak masalah. Ia senang melihat Ansel mau berbicara dengan kepala dingin.

Try To Be Yours √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang