Episode 27

1.9K 25 0
                                    

Aku masih terus menyusuri setiap sudut taman, kondisi taman sudah tidak seramai tadi pagi aku agak kesulitan mendapatkan air ludah wanita, bahkan hari semakin sore aku belum juga bisa membuat botol ini penuh, perut ku terasa sangat lapar sekali karena sejak pagi tadi aku belum makan apa-apa, di sisi lain slave Naila sudah berada di rumah ia seperti nya cemas dengan keadaan ku yang sampai sore hari belum juga pulang, hingga pada akhir nya slave Naila menceritakan semua kejadian yang terjadi di taman tadi, dalam posisi berlutut sambil menciumi kaki non Jeni, slave Naila pun bercerita.

👩 : Non Jeni non Rani, hamba mau berbicara boleh?

👩‍💼 : Tentang apa slave? (Non Jeni menjawab)

👩 : Tentang Rendy non

👸 : Kenapa dia? Kabur yah, sampe sore begini belom pulang juga, cari gara-gara ya aja itu budak (Non Rani sedikit emosi)

👩 : Bukan seperti itu non, sebenar nya tantangan kali ini Rendy lah pemenang nya non, botol yang hamba bawa itu adalah botol milik Rendy ia sudah berhasil lebih dulu mengumpul kan ludah nya sampai penuh

👸 : Terus kenapa lu yang pulang bukan nya si Rendy?

👩 : Maaf non tapi Rendy yang memaksa hamba untuk pulang dan membawa botol ini, karena ia tidak mau melihat hamba yang terkena hukuman nya, ia budak baik non, jangan hukum dia hukum saja hamba, tolong non jemput Rendy sekarang juga, hamba takut terjadi sesuatu dengan dia, karena saat di taman tadi Rendy sempat berkelahi dengan seorang laki-laki yang ada di taman

👸 : Hah dia berkelahi? Memang apa masalah nya? Sok jagoan banget yah itu budak, awas lu nanti kalo pulang (Non Rani sangat emosi saat itu)

👩 : Rendy berkelahi karena terpaksa non, tolong jangan hukum dia

👸 : Terpaksa gmana? Ngomong yang jelas (Non Rani menendang wajah slave Naila)

   Dalam kondisi non Rani yang sedang emosi, tak lama kemudian aku pun pulang dengan membawa botol yang sudah penuh dengan air ludah wanita, aku merangkak menghampiri sofa dan berlutut di bawah kaki non Rani.

👸 : Nai cepet lu ambil cambuk yang ada di kamar

👩 : Tapi non (Slave Naila ragu karena ia merasa bersalah kepada ku)

👩‍💼 : Kalo di suruh gak usah ngebantah Nai (Non Jeni juga menendang wajah slave Naila)

👩 : Baik non (Terlihat air mata slave Naila mengalir di pipi nya)

  Emosi non Jeni juga memuncak saat melihat ku, slave Naila mengambil cambuk dan memberikan nya kepada non Rani.

Non Rani dan non Jeni sedang marah besar saat itu, bahkan aku tidak berani menatap wajah mereka, aku ketakutan tapi aku berusaha untuk tidak menangis, akhir nya non Rani mencambuk bagian punggung ku berkali-kali, non Rani kehilangan kontrol ia mencambuk ku secara brutal, aku hanya bisa menunduk dan menahan air mata ku, oh tuhan punggung seperti mati rasa akibat rasa sakit dan perih, di tambah dengan darah yang mengalir di punggung ku seakan menambah penderitaan ku hari ini.

   Sampai pada satu titik di mana aku sudah tidak mampu menahan rasa sakit itu lagi, akhir nya aku menangis dan memeluk kaki non Rani sambil meminta maaf

🧑 : Mohon maaf non hamba sudah tidak kuat menahan rasa sakit nya, tolong hentikan non ini terasa sangat sakit sekali. Non ampun non ampun (Aku tidak berhenti mengucapkan kata ampun)

   Non Rani semakin marah saat melihat air mata ku mengalir, tanpa ku sangka non Rani menarik sangat kencang sekali alat penjepit puting ku, alat penjepit tersebut terlepas non Rani menjepit puting ku kembali dan menarik nya lagi berkali-kali sampai kulit puting ku mengeluarkan darah, arggghhh ini sekali aku belum pernah melihat non Rani sampai semarah ini dan sekejam ini

Kali ini non Jeni yang bergantian menunjukan rasa emosi nya, non Jeni menonjok wajah ku berkali-kali sampai hidung dan bibir ku mengeluarkan darah, ia menonjok sambil meluapkan seluruh emosi nya, saat iya sudah selesai membuat wajah ku bonyok, non Jeni pun bertanya sambil berteriak kepada ku

👩‍💼 : Sekarang gua mau tanya sama lu, apa tujuan lu berkelahi saat di taman tadi? Mau jadi jagoan lu? cengeng aja belagu banget sih, cuih (Non Jeni meludahi wajah ku)

👸 : CEPAT JAWAB (Non Rani mencubit dengan kuku nya pada bagian lengan ku)

🧑 : Maaf non :( (Aku masih menangis)

👸 : Cepetan jawab, mau gua cubit lagi lengan lu?

🧑 : Saat di taman, hamba melihat Naila sedang di lecehkan oleh satu orang laki-laki non, hamba melihat Naila berusaha merangkak menjauhi laki-laki tersebut, namun laki-laki tersebut terus menerus mengikuti Naila yang sedang merangkak, sampai pada akhir nya laki-laki tersebut berani memegang payudara Naila non, dengan sigap hamba langsung berlari dan memukul laki-laki tersebut, maaf non jika perbuatan hamba salah (Aku memeluk kaki non Rani)

👸 : Apa yang di bilang Rendy itu bener Nai?

👩 : Bener non, laki-laki itu langsung pergi seusai Rendy memukul wajah nya, tolong jangan hukum Rendy non hukum saja hamba

   Non Rani langsung bersandar ke sofa dan mengeluarkan air mata, non Jeni hanya menggelengkan kepala saat mendengar semua ini

👸 : Arrrggghhh semua cowok tuh emang berengsek yah (Non Rani berteriak)

🧑 : Maaf kan hamba non, hamba tidak bermaksud membuat non Rani marah

👩‍💼 : Udah diem jangan ganggu Rani, sini lu ikut gua bersihin luka nya, muka sama badan lu penuh darah tuh.

   Non Jeni menarik rantai kalung ku dan menarik nya ke arah kamar.
NEXT EPS SELANJUT NYA.

Rendy The Dog (FEMDOM)  (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang