Episode 69

1.8K 24 0
                                    

Tiba saat nya pada satu suapan terakhir, aku mulai menjalani peraturan Bunda yang ketiga. Aku menahan scat tersebut di dalam mulut ku, meskipun sangat mual aku tidak berani menelan ataupun memuntahkan scat tersebut. Bunda tersenyum melihat ekspresi mual ku

👩‍🦱 : Jangan di telen ya Ren kamu nikmatin dulu aja rasa scat nya, Bunda mau mandi dulu kamu berlutut aja di situ yah tunggu Bunda

  Aku hanya mengangguk menjawab perkataan Bunda

  Jam di dinding menunjukkan pukul 21:00 Bunda sudah masuk kedalam kamar mandi, posisi ku masih menahan rasa mual sambil memejamkan mata. Tak lama kemudian Vika dan Tika merangkak masuk kedalam kamar Bunda. Mereka berdua mulai menyiapkan pakaian tidur untuk Bunda, Tika melirik ke arah ku sambil berkata

Tika : Kata nya anjing smart di suruh ngemutin scat aja kok mual. Lemah lu

  Aku terdiam dan sedikit salut dengan kinerja Vika dan Tika, mereka berdua memang benar-benar mengabdikan seluruh hak dan kehidupan nya untuk Bunda. Aku menjadi semakin penasaran tentang latar belakang mereka, mengapa mereka berdua bisa menjadi budak yang sangat nurut dan patuh dengan perintah Bunda. Aku melihat wajah mereka berdua selalu terpasang celana dalam kotor milik Bunda, setiap hembusan nafas Vika dan Tika selalu menghirup aroma keringat milik Bunda Hani.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua puluh menit telah berlalu Bunda keluar dari kamar mandi, aku Vika dan Tika mulai merangkak menghampiri kaki Bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua puluh menit telah berlalu Bunda keluar dari kamar mandi, aku Vika dan Tika mulai merangkak menghampiri kaki Bunda. Sepertinya Bunda sedang memperhatikan ku yang masih mengemut scat milik nya di mulut ku.

👩‍🦱 : Liat Ren Vika dan Tika, mereka berdua udah bertahun-tahun menjadi anjing peliharaan di rumah ini. Bunda mau kedepan nya kamu contoh mereka berdua yah, turutin aja Ren semua perintah Bunda atau Sofi, karena kamu udah gak punya hak atas jiwa dan tubuh kamu. Setiap pelecehan atau siksaan yang di kasih ke kamu, nikmatin aja bahkan kamu gak Bunda kasih hak buat nangis atau memohon. Sekarang kamu boleh telen scat di mulut kamu

  Aku mulai menelan tumpukan scat yang ada di dalam mulut ku, tekstur nya sudah seperti bubur. Meski mual aku berusaha untuk tetap menikmati scat tersebut.

🧑 : Bunda terimakasih yah atas makanan nya. Aku rela kok Bunda di perlakuakan seburuk apapun, karena harga diri ku seluruh nya milik Bunda dan non Sofi. Aku gak punya hak atas itu semua

👩‍🦱 : Haha keren gitu dong Bunda suka sama jawaban kamu, yaudah Ren sekarang cuci mulut kamu pake air kloset, abis itu kamu boleh samperin Sofi manjain dia, kasian anak Bunda malem ini tugas kantor nya banyak banget

🧑 : Baik Bunda terimakasih atas makanan nya, aku permisi dulu ya Bunda

  Setelah selesai mencuci mulut aku merangkak masuk kedalam kamar non Sofi, aku mengetuk pintu lalu mulai menghampiri non Sofi yang duduk di atas kursi sambil mengerjakan berkas menggunakan laptop, kemudian aku mengelus-elus betis kaki non Sofi menggunakan kepala ku. Seperti binatang peliharaan yang sedang manja pada majikan nya.

👸 : Loh kok kamu masuk ke sini Ren, emang udah di kasih izin sama Bunda?

🧑 : Udah di kasih izin kok non sama Bunda, maaf non ini udah jam 10 lewat non Sofi gak ngantuk? Sini biar aku aja non yang kelarin tugas kantor nya

👸 : Hehe jangan sok Ren, udah gapapa aku belom ngantuk kok

🧑 : Tapi non........  Non Sofi kan gak biasa tidur terlalu larut malam. Boleh ya non aku bantu kerjain tugas kantor nya, aku ngerti kok non cara nya menghitung berkas data kantor

  Tiba-tiba non Sofi menampar pipi ku, kemudian ia terlihat menarik nafas sambil memejamkan mata....  Lalu ia berkata.

👸 : Udah diem ya Ren aku lagi pusing nih, kamu SMA aja gak lulus jangan sok mau kerjain tugas pemasukan kantor. Nanti kalo ada kesalahan aku yang kena marah sama Bunda. Heran deh seneng banget ngebantah omongan majikan, udah bosen ya kamu Ren jadi budak?

🧑 : Non maaf aku gak bermaksud membantah omongan non, aku cuma khawatir aja takut non Sofi kecapean

👸 : Rendyyy udah yah diem, kalo kamu ngantuk silahkan tidur aja duluan aku kasih izin

🧑 : Iya non maaf aku mau di sini aja temenin non Sofi sampe selesai, boleh ya non

👸 : Yaudah kamu boleh temenin aku malem ini, tapi DIEM ya Ren. Berani kamu keluarin sepatah kata dari mulut, aku suruh tidur di halaman bawah kamu yah

🧑 : Iya maaf non aku janji gak akan.......

👸 : Ssstttttt bisa diem gak Ren 😠

  Non Sofi melotot sambil menunjuk ke arah jari kaki nya, aku dengan sigap mulai menjilati jari kaki putih bersih milik non Sofi.

  Beberapa menit berselang terdengar suara HP milik non Sofi berbunyi, ia sedang berbicara dengan se'seorang melalui sambungan telpon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Beberapa menit berselang terdengar suara HP milik non Sofi berbunyi, ia sedang berbicara dengan se'seorang melalui sambungan telpon. Aku mendengarkan perbincangan tersebut yang menyebutkan bahwa pemasukan GYM milik non Sofi bulan ini mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Ternyata non Sofi mengajak ku pergi ke tempat GYM kemarin sekaligus untuk ajang promosi agar tempat GYM tersebut memilik daya tarik lebih, karena kehadiran sosok budak hina yang sangat mencuri perhatian, tempat GYM tersebut menjadi ramai dan viral.

  Non Sofi mengelus kepala ku menggunakan telapak kaki sambil tersenyum lebar karena tau bisnis GYM nya sedang mengalami kemajuan pesat. Hingga pada akhir nya non Sofi selesai mengerjakan berkas kantor tepat pada pukul 00:00. Kemudian ia menyuruh ku mengambil segelas air putih, aku segera merangkak ke bawah mengambil air lalu memberikan nya kepada non Sofi.

NEXT EPS SELANJUT NYA

Rendy The Dog (FEMDOM)  (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang