Setengah jam sudah berlalu aku masih berlutut menunggu non Sofi selesai mandi, perut ku mulai bergetar karena terasa sangat lapar. Aku mencoba mengendus aroma celana dalam milik non Sofi yang terpasang di wajah ku, sambil mencari kesibukan agar tidak merasakan lapar yang luar biasa pada perut ku. Aku memejamkan mata sambil menarik nafas dalam-dalam, tanpa ku sadari aku mulai tenggelam dalam nikmat nya aroma celana dalam milik non Sofi
Sial non Sofi sudah selesai dan keluar dari dalam kamar mandi, ia mempergoki aku yang sedang menghirup aroma celana dalam milik nya sambil memejamkan mata, ia berdiri tepat di hadapan ku yang masih dalam posisi berlutut. Aku tersadar dan terkejut karena non Sofi mengelus kepala ku menggunakan tangan kanan nya
👸 : Kamu tuh beneran udah berani horny ya Ren sama aku?
🧑 : Non maaf, aku gak ngelakuin apa-apa kok. Tadi aku merem karena perut ku lapar banget non bukan karena horny sama non Sofi
Non Sofi berjalan dan tidak mendengarkan alasan ku, ia terlihat sedang membuka pintu lemari sambil mencari baju yang ingin ia pakai hari ini. Saat non Sofi membuka handuk dan ingin memakai pakaian dalam, aku segera menghampiri nya, maksud hati ingin membantu memakaikan seluruh pakaian non Sofi hari ini. Tapi dia justru menunjuk ke arah tempat ku semula yaitu di samping tempat tidur, itu pertanda ia memberi perintah bahwa aku harus diam dan menunggu perintah selanjutnya.
🧑 : Non Sofiii maafin aku non, jujur non aku gak melakukan apa-apa kok
Non Sofi terlihat sedang fokus memakai sebuah baju blus katun berwarna putih, ia tidak memperdulikan aku yang sedang berlutut sambil mengemis memohon maaf. Saat non Sofi sudah rapih ia duduk di meja rias lalu mulai memasang make up di wajah nya, aku masih berlutut diam dan tidak berani menghampiri nya.
🧑 : Non Sofi maaf non
Aku gemetar ketakutan saat non Sofi menoleh ke arah ku dari arah meja rias, ternyata dia hanya mengangkat jari telunjuk ke mulut nya 🤫, menyuruh ku untuk diam. Lima belas menit sudah aku diam menunggu non Sofi selesai make up, lalu ia terlihat mulai berdiri dan menarik tali collar ku berjalan menuruni tangga. Saat sudah berada di bawah, non Sofi duduk di bangku ruangan meja makan, aku berlutut di bawah kaki nya lalu ia mulai bertanya kepada ku.
👸 : Enak gak Ren aku diemin kaya tadi?
🧑 : Nggak enak non
👸 : Sekarang jawab jujur, bener gak kamu udah mulai nafsu sama aku?
Aku tertunduk diam dan bingung harus menjawab apa, lalu tiba-tiba non Sofi mengangkat tangan kanan nya, mengancam ingin menampar pipi ku.
👸 : Jawab aja yang jujur Ren gapapa kok, kalo kamu diem malah aku tampar nih
🧑 : Gak tau non aku bingung jawab nya, jujur non aku udah mulai nyaman dan sangat menikamati aroma tubuh nya non Sofi, seburuk apapun aroma nya gak tau kenapa aku suka banget non. Maaf non kalo aku lancang atau gak sopan, tapi ini jawaban jujur kok non
👸 : Wah udah mulai jatuh hati nih bocah. Nggak Ren kamu gak boleh jatuh cinta sama aku. Aku SAYANG sama kamu, aku PERDULI sama kamu, aku bertanggung jawab atas hidup kamu. Tapi itu cuma sekedar hubungan antara majikan dan budak, jangan berharap lebih ya Ren
🧑 : Jujur non aku gak pernah berharap lebih kok, aku di takdirkan bertemu dengan non Sofi untuk menjadi budak bukan pasangan hidup, aku bangga kok non bisa jadi budak peliharaan milik non Sofi. Maaf ya non aku gak bisa kendalikan hawa nafsu, kalo nanti kedepan nya hawa nafsu ku gak bisa di kontrol, tolong ingatkan aku ya non. Aku siap kok di kasih hukuman atas kelakuan ku yang kurang sopan
Non Sofi meleleh mendengar jawaban ku tadi, ia menarik tali collar yang ku pakai lalu menaruh kepala ku di atas kedua paha nya. Ya tuhan jantung ku berdetak kencang sekali, aku merasakan kasih sayang yang luar biasa karena non Sofi mulai mengelus kepala ku yang berada di atas kedua paha nya yang sangat mulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendy The Dog (FEMDOM) (END) ✔️
FantasyPERHATIAN : JANGAN IKUTI CERITA INI JIKA KAMU TIDAK MENYUKAI DUNIA FEMDOM, TEKS CERITA BER'ISIKAN TENTANG PENYIKSAAN DAN HAL-HAL YANG MENJIJIKAN UNTUK SEBAGIAN BESAR ORANG (Kalo gak suka skip aja jangan di report yah) Note info tambahan : Cerita pe...