• 50 •

19.8K 1.4K 111
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@wattpadjuuu_
@julia.artka

Happy Reading!!

Setelah pingsan beberapa saat, Christy akhirnya sadar. Ia segera keluar dari ruang pemeriksaan itu, menghampiri Marvel yang sedang termenung di kursi tunggu. "Mas, Aya mana?"

Marvel menoleh ke arah istrinya, ia tersenyum tipis. "Aya udah di pindahin ke ruang ICU, dia butuh penanganan lebih."

"Mau liat?"

Christy mengangguk pelan. Mereka berjalan ke ruang ICU, tempat di mana Ayara terbaring sekarang. Christy bisa melihat sahabat Ayara dan sahabat kedua putranya menunggu di ruang kunjungan yang di batasi jendela kaca, tidak boleh memasuki ruangan itu.

Di sana, di dalam ruangan itu. Ayara sedang terbaring lemah dalam kondisi kritis, dengan berbagai peralatan yang membantu gadis itu berjuang antara hidup dan mati.

 Ayara sedang terbaring lemah dalam kondisi kritis, dengan berbagai peralatan yang membantu gadis itu berjuang antara hidup dan mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh masuk nggak, mas? aku pengen ketemu Aya," tanya Christy pelan, hatinya sakit melihat kondisi putrinya itu.

"Kata dokter, udah boleh di jenguk. Tapi cuma keluarganya aja, itu juga harus pake baju steril. Nggak boleh sembarangan masuk."

Christy dengan segera memakai pakaian steril yang sudah tersedia di sana, ia juga tidak lupa memakai masker. "Mas nggak ikut?"

Marvel menggeleng pelan, "Mas udah tadi."

Christy mengangguk, lalu memasuki ruangan itu dengan pelan. Ruangan itu penuh dengan alat-alat medis, salah satunya Monitor Holter yang merekam ritme jantung putrinya.

Ia mendekati putrinya, matanya menyorot sendu ke arah Ayara. "Sayang."

"Ini mama, bangun yuk. Mama kangen sama kamu," ucap Christy pelan, ia mengusap rambut putrinya dengan lembut. Takut Ayara merasa sakit.

"Jangan lama-lama tidurnya. Mama pengen liat kamu senyum." Senyum tipis terukir di bibir Christy, air matanya meluruh begitu saja.

"Berjuang, ya? Inget ... Mama ada di sini, sama kamu," lirihnya pelan seraya memejamkan matanya.

"Kamu denger mama, kan? Pasti denger dong, berjuang, oke? Nanti mama kasih hadiah, apapun itu. Asalkan kamu bangun dari tidur kamu."

"Kamu mau apa? Mobil? Jajan? Mau nggak sekolah juga boleh, tapi cuma satu hari aja loh. Jangan lama-lama." Christy terkekeh pelan dengan air mata yang belum berhenti mengalir.

AYARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang