• 02 •

45.1K 3K 426
                                    

Aku publishnya bertahap yaa!! YANG UDAH BACA SEBELUMNYA, JANGAN SPOILER!!!😤

Yang baca cerita ini wajib follow ig:
@taraharsaa_

Happy Reading!!!

"TAREK SESS!!" teriak cowok yang sudah berdiri di atas meja dengan tampang tak berdosanya.

Revano Januartha Calief, atau kerap di panggil Revan adalah laki-laki yang mempunyai sifat rada tidak waras, ya setidaknya dengan sifatnya itu ia bisa membuat suasana menjadi ringan, tidak tegang maksudnya.

"WOY NYAUT NGAPA, KEK ORANG GILA ANJIRR GUE KAGAK ADA YANG NYAUT," lanjutnya kembali berteriak dengan nada sedih, saat teriakannya hanya di acuhkan.

"Mampus lo, siapa suruh teriak-teriak nggak jelas," balas salah satu temannya yang bernama Adrian dengan nada mengejek.

Adrian Daffa Areskandra. Salah satu anak dari keluarga Areskandra, ya tentu saja anak pemilik sekolah. Sifatnya kalem, ganteng tentunya. Tidak ada sejarahnya kan anak orang kaya jelek.

Revan berdecak seraya memutar bola matanya, "Ah, lo mah nggak asik," ucapnya dengan bibir yang dimajukan ke depan.

"Jijik bangsat, bencong lo bibir lo begitu?" ujar cowok bermulut pedas, jarang bicara sekalinya bicara beuh nyelekit.

Altezza Daffa Areskandra. Seperti namanya, lagi-lagi dia anak dari keluarga Areskandra lebih tepatnya kembarannya Adrian. Mulutnya pedas, gara-gara suka makan yang pedas-pedas kali ya.

"Berisik," ucap seseorang dengan nada dinginnya. Matanya menajam, membuat mereka yang tadinya berisik jadi terdiam begitu saja.

Arkana Byantara Ravindra. Matanya tajam, tidak dapat di tebak. Kadang cuek, kadang tengil, entahlah semua itu bergantung kepada moodnya. Dia juga suka membully murid di sekolah ini, Iya tukang bully. Siapa yang berani melarangnya, ayahnya aja donatur terbesar di sekolah ini di tambah lagi dia sahabat dari anak pemilik yayasan.

Dia menjadi seperti ini karena adiknya yang beberapa tahun lalu meninggal akibat kecelakaan, Arkan merasa gagal menjadi seorang kakak untuk adiknya. Dan ya Arkan melampiaskan rasa bersalahnya dengan membully murid di sekolah.

Salah memang, tapi saat ini Arkan sedang kehilangan arah. Hidupnya seperti tidak ada rasa, hambar. Entah siapa yang bisa mengembalikan warna dalam hidup Arkan.

"Bos, geng sebelah ngajak tawuran lagi," ujar seseorang dengan tergesa-gesa setelah memasuki kelas 11 IPA 3.

"Wahh, gak kapok-kapok itu orang," Revan berdecak saraya memutar bola matanya malas.

"Dimana?," Tanya Arkan santai. Tidak ada eksperesi sama sekali di wajahnya, datar.

GENG ARCADISSA, geng yang sangat dikenal karena kenakalan dan kehebatannya menguasai jalanan. Hingga saat ini belum ada geng sekolah lain yang bisa menggantikan posisi Arcadissa. Di ketuai oleh Arkan dan sahabatnya yang menjadi anggota inti.

"Di lapangan gak jauh dari sekolah bos," jawab cowok itu. Aldo namanya salah satu anggota Arcadissa.

*****

Ayara berjalan keluar kelas, sesaat setelah bel pulang sekolah berbunyi. Berjalan bersama Zoya dan Deeva yang terus mengoceh tidak jelas, uh cerewet sekali.

"Ay, lo tau gak tentang cogan di sini? Yang berempat itu loh," tanya Deeva dengan senyum manis di bibirnya.

Ayara menghela napas panjang sambil terus melangkahkan kakinya ke gerbang sekolah "Gak tau gue, dari tadi berisik banget lo," jawab Ayara ketus.

"Yaudah deh iya, diem nih gue," ucap Deeva sambil menundukkan kepalanya.

"Anjir, gak usah nunduk juga kali, gue gak marah cuma kesel aja berisik soalnya."

Deeva mengangkat wajahnya dengan senyuman manis di bibirnya. Dengan segera ia memeluk Ayara dengan erat.

"Huaa makasih Aya ku sayang!!" pekik Deeva dengan bahagianya.

Saking kerasnya suara Deeva, murid di sekitar mereka melihat mereka, sehingga mereka menjadi pusat perhatian.

Zoya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Deeva yang berhasil membuat dirinya malu.

"Arghh, anjir lepas sesek gue. Woy lepas," ujar Ayara sambil melepaskan diri dari pelukan maut Deeva dan menatap Deeva tajam.

Yang ditatap hanya cengar cengir tidak jelas.

"Ehh, gue sama Zoya duluan ya udah di jemput sama supir," pamit Deeva setelah lama dalam kondisi hening.

"Ok, bye," balas Ayara.

"Mau gue anterin gak?"

"Gak, gak usah gue jalan kaki aja lebih sehat."

"Oke, duluan ya."

"Bye Aya," sahut Zoya dengan senyum manisnya setelah menyaksikan drama para sahabatnya.

"Bye."

"Iyaa, bye."

••Ayara••

Haiii

Yu, bisa yuu penuhin komennya sampai 1K😍😍

Segitu aja, bye bye😘

Btw, tanggalnya tetep yg kemarin atau ganti ke sekarang? tetep yg kemarin aja kali ya?

Next?

AYARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang