Hallo.....
Langsung aja yuk...jangan lupa vote dan comment ya!Happy reading guys.
Dengan langkah tergesa-gesa Vector memasuki ruangan duke. Bagaimana tidak? dirinya tak habis pikir dengan ayahnya.
Seorang gadis yang bahkan belum mencapai usia dewasa diperbolehkan pergi ke tempat yang berbahaya sendirian? kini giginya mulai mengerat satu sama lain dan dengan kasar membuka ruang kerja duke, hingga dukepun terkejut.
Brak!
Duke tersentak dan menoleh. Kini dirinya mendapati anak pertamanya menatapnya dengan dingin, bahkan menunjukkan tatapan marah padanya yang membuatnya heran.
"Ada apa Vector?." Tanya Duke Delgen pada anaknya itu sembari merapikan dokumen.
"Ayah aku ingin bertanya satu hal padamu."
"Apa itu anakku?."
"Mengapa anda memperbolehkan Odellia ke Daerah Utara yang berbahaya itu? Apa anda lupa bahwa di sana banyak sekali bandit dan preman? Bagaimana bisa anda bisa meperbolehkan gadis selemah itu kesana sendirian? ". Teriak Vector pada ayahnya.
Duke delgen pun tersentak. Dirinya tak pernah melihat tatapan marah sekaligus khawatir dari anaknya ini setelah sekian lama.
Sekarang bahkan Vector membentaknya hanya karena Odellia? apakah Vector sekarang sudah mulai memaafkan Odellia dan memperhatikannya?.
"Tunggu, sepertinya kau salah paham nak." Ucap Duke Delgen menenangkan anaknya.
"Salah paham apanya ayah? Jelas-jelas ayah yang menyuruhnya ke Daerah Utara!."
"Bukan nak, bukan aku yang menyuruhnya. Dia sendiri yang menawarkan diri terlebih dulu. Lebih baik nanti malam saat dinner kau tanyakan langsung padanya."
'Tidak mungkin, bagaimana bisa dia punya pemikiran untuk ke daerah itu? apa dia bodoh? apa karena benturan itu dia menjadi seperti ini? kenapa? kenapa malah semakin kacau, tunggu? apa yang kulakukan? aku menghawatirkannya?.'
Setelah mendapat jawaban dari ayahnya, Vector kemudian pamit dan pergi untuk menemui Odellia.
Entah mengapa hatinya tak tenang jika dirinya tak bisa menghalangi Odellia pergi ke Daerah Utara. Dia juga tak perduli bagaimana pandangan Odellia terhadapnya. Yang diinginkannya sekarang Odellia mengurungkan niatnya ke Daerah Utara.
Sesampainya di mansion Odellia, Vector melihat Odellia yang sedang duduk dan bersenandung ringan disebuah bangku taman.
Melihat Odellia yang tersenyum, Vector merasakan ada sesuatu yang tiba-tiba menyengat hatinya, rasa sakit itu benar-benar menganggunya akhir akhir ini.
Melihat Vector yang berdiri tak jauh dari tempat duduknya, Odellia menatap Vector yang sedang bergumul dengan pikirannya, kemudian mengangkat satu alisnya.
"Ni orang sedeng kayaknya." gumam Odellia.
Woy!
Mendengar suara itu Vector kembali tersadar. Kenapa dia sering terlihat menyedihkan di depan Odellia? terlebih lagi hal yang dia pikirkan itu adalah Odellia.
Vector menghampiri Odella, kemudian terdiam sesaat.
"Apa yang membuat Putra Pertama Duke Delgen, Tuan Vector de Graffton mendatangi gadis rendahan seperti saya?." Ucap Odellia dengan nada mengejek seraya menyilangkan tangan didada.
"Jika kau tetap bersikeras ke Daerah Utara, aku akan memberimu hukuman dan tidak akan memberimu kebebasan seperti dulu."
Perkataan Vector barusan mampu membuat Odellia yang awalnya tenang menjadi naik pitam. Dia tak habis pikir kenapa kakak tirinya ini jauh-jauh datang ke mansionnya hanya untuk mengatakan omong kosong ini?.
![](https://img.wattpad.com/cover/266026068-288-k54764.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Boss (Revisi)
Fantasy(SLOW UPDATE) Note: Cerita ini memiliki alur yang sedikit lambat dari cerita lainnya, mungkin akan membuat para pembaca merasa kesal dan tak sabar untuk mengetahui endingnya, hanya saja jika memang seperti itu penulis sarankan untuk menabung nya te...