Vector yang mendengar Odellia sampai merengek seperti itu sambil meremas perutnya membuatnta langsung mendekat dan mengusap peluh Odellia sembari memegang tangan Odellia.
"Odellia apa yang terjadi? Bagaimana ini? Bukankah penyakit itu sudah hilang? Kenapa... Kenapa kau masih kesakitan? Bersabarlah Vella akan segera datang dengan Vian kumohon bertahanlah" Ucap Vector yang kini bersikap tenang padahal dirinya sedang menyembunyikan paniknya.
"Diem! Anda itu berisik!" Jawab Odellia sembari meremas tangan Vector yang sendiri tadi menggenggam tangannya.
Mendengar Odellia menjawabnya seperti itu dia hanya bisa terdiam dan menunduk. Seolah seperti seekor anak anjing yang sedih setelah dimarahi oleh pemiliknya.
Odellia yang tak tahan dengan ekspresi Vector menggigit bibirnya dan kemudian bergumam "sialan" Dan melanjutkannya "anda tak perlu khawatir, tolong ambilkan air hangat dalam wadah karet disana dan bantu tempelkan diperut saya" Ucap Odellia sembari menahan amarah dan rasa sakit secara bersamaan. Sungguh saat ini dia sangat ingin menempeleng wajah Vector. Tapi karena wajah Vector adalah tipenya membuatnya berpikir dua kali untuk membuat wajah tampan itu lecet.
Tanpa bertanya Vector langsung menurut, mengambil kan Kantong berisi air hangat itu dan kemudian meletakkannya diatas perut Odellia tanpa bertanya.
"Terimakasih" Ucap Odellia dengan wajah pucat dan penuh peluh didahi yang kemudian diseka oleh Vector menggunakan sapu tangannya.
Setelah melihat Odellia kini sudah lebih tenang, Vector mulai membersnikan diri untuk bertanya pada Odellia.
"Sebenarnya apa yang terjadi denganmu?" Tanya Vector lembut sembari tetap memegang kantong berisi air hangat yang ada diatas perut Odellia. Kini Vector tengah duduk di tepi ranjang Odellia dan tetap melanjutkan aktifitas nya dengan tangan satunya menggengam tangan Odellia dan sesekali mrngelus punggung tangan Odellia dengan jarinya untuk menenangkan Odellia.
"Datang..... " Ucap Odellia pelan.
Mendengar Odellia menjawa pertanyaanya dengan tidak jelas membuat Vector mengulangi pertanyaannya hingga berkali-kali karena memang tak mendengar lanjutan perkataan Odellia.
Odellia yang melihat itu merasa kesal dan kemudian berteriak sambil menjelaskan bagaimana keadaannya sekarang.
"Saya sedang menstrulasi! Sangat sakit, bahkan lebih sakit saat saya terkena aesterna perut saya rasanya seperti ditusuk dan disayat dengan pisau secara beruntun, bahkan perut bagian bawah saya rasanya seperti sedang diperas, punggung saya sakit, pinggul saya rasanya sangat nyeri sakit sangat sakit!" Teriak Odellia kemudian memejamkan matanya karena merasa malu.
Hening... Sama sekali tak ada jawaban. Odellia yang memejamkan matanya kemudian mencoba melirik Vector. Kini dia melihat Vector tengah tertunduk dimana dia tetap menggenggam tangan Odellia. Odellia tak tau apa yang sebenarnya terjadi pada Vector dan bagaimana ekspresinya.
"Syukurlah.... "gumam Vector.
" Hah? "
"Syukur.. Syukurlah bukan hal yang berbahaya" Ucapnya sembari tersenyum, Odellia yang melihat itu tertegun baru kali ini dia melihat Vector tersenyum senatural itu seolah-olah dia sangat lega tidak ada hal berbahaya yang mengancam Odellia.
Namun beberapa detik kemudian Odellia merasa seperti terhina, dia berpikiran bahwa Vector sedang meremehkan rasa sakit akibat menstrulasi nya sekarang?
Vector yang peka dengan ekspresi Odellia kini tengah marah langsung menggenggam erat tangan Odellia kemudian mengusap pipi Odellia.
"Pasti sangat sakit ya? Gapapa, kau hebat Odellia, sungguh" Ucapnya sembari mengelus kepala Odellia kemudian membenarkan posisi kantong air hangat yang merosot.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Boss (Revisi)
Fantasy(SLOW UPDATE) Note: Cerita ini memiliki alur yang sedikit lambat dari cerita lainnya, mungkin akan membuat para pembaca merasa kesal dan tak sabar untuk mengetahui endingnya, hanya saja jika memang seperti itu penulis sarankan untuk menabung nya te...