BAB-36

1.3K 110 4
                                    

"Apa kau sekarang sudah lebih baik?" Odellia kini melirik Aldrick yang masih terisak disampingnya.

Setelah Aldrick menunpahkan semua penyesalan nya, Odellia mengajaknya duduk agar Aldrick merasa lebih tenang.

"Maaf.. Seharusnya aku mengatakannya sedari awal, hanya saja sikapmu yang menyebalkan itu membuatku ingin memenggal kepalamu" Ucap Odellia pada Aldrick yang kini tengah menyisi ingusnya dengan sapu tangan yang diberikan Odellia.

"Jadi sejak kapan?"

"Sejak kejadian tenggelam di kolam"

Mendengar jawaban Odellia, Aldrick kembali termenung, tak berselang lama air matanya keluar lagi untuk kesekian kalinya hingga membuat Odellia frustasi.

"Hei.. Kau menangis pun tak akan membuat jiwa tubuh ini kembali!"

"Se.. Seharusnya aku tak menjauhinya.. Seharusnya aku melindunginya.. Kenapa aku sebodoh itu"

"Kau memang bodoh..."

Aldrick terdiam, dia tak menyangka jiwa asing dalam tubuh kekasihnya ini mengumpatinya. Tapi setelah dipikir, dia memang pantas mendapatkannya.

"Kau pengecut, kau sangat lemah, kau benar-benar bajingan Aldrick" Ucap Odellia sembari menatap lurus Aldrick.

Sejenak, semuanya terlihat hening. Aldrick menunduk dan mengatup kan bibir.

"Benar... Semua yang kau katakan benar"

"Hah... Sudahlah, terkadang hidup memang tak selalu sejalan dengan apa yang kita inginkan"

"Jujur saja aku marah padamu, Kau seharusnya menjaga tunanganmu, jika memang kau ingin melindunginya, kau harus benar-benar melindunginya. Jangan seolah-olah karena dia selalu ada di genggamanmu maka dia tak bisa pergi darimu sekalipun kau melukai hatinya. Dia yang terlalu mencintaimu akhirnya pergi selamanya dari sisimu dan sekarang kau baru menyesal? Kau bajingan Al"

"Odellia mencintaimu dengan sepenuh hatinya, hanya kau yang menjadi sandaran untuknya saat ayah bahkan kedua kakak tirinya menginginkannya mati. Hanya kau yang menjadi kekuatan agar dia tetap bertahan hidup. Tapi, apa yang kau lakukan padanya? Dengan dalih ingin melindunginya kau menjauhinya, bahkan membuat hatinya hancur. Aku tak bisa mengatakan hal lain lagi. Aku hanya ingin menyampaikan hal ini padamu"

"Ah...dan satu lagi sampai akhir pun Odellia tetap mencintai laki-laki brengsek sepertimu dan sekarang tubuh ini milikku, orang asing yang sangat membencimu karena telah menyia-nyiakan orang yang begitu mencintaimu. Kuharap ini menjadi rahasia diantara kita berdua dan pembelajaran bagimu, yah.. Jika kau ingin mengungkapkannya pada orang lain itu hak mu tapi apakah mereka akan percaya? Mereka mungkin akan mmemganggap bahwa kau gila"

Selesai berbicara panjang lebar dengan Aldrick, Odellia berdiri hendak meninggalkan Aldrick, namun perkataan Aldrick membuat Odellia membatalkan langkahnya.

"Sebenarnya.... Semua berawal sejak wanita itu muncul"

Mendengar kata 'wanita' dari mulut Aldrick, Odellia segera membalikkan badan dan kembali duduk.

"Kau bilang wanita?" Tanya Odellia pada Aldrick yang masih menundukkan wajahnya.

"Ah.. Sebelum itu bisakah kau memblokir semua area ini? Aku tak mau jika ada orang lain yang mendengarkan percakapan ini selain kita, keadaanku terlalu lemah untuk mengeluarkan mana"

Odellia yang mendapat permintaan Aldrick menunjukkan kalung yang dia kenakan dan menampakkan sihir yang keluar dari mana tersebut dimana kini sihir tersebut telah mengelilingi mereka berdua.

"Aku sudah memasangnya sejak kita berbicara tentang diriku yang merupakan orang asing. Jadi kau tenang saja" Ucap Odellia.

"Be.. Begitu ya.. Jadi boleh ku lanjutkan ceritaku?"

The Villainess Boss (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang