Halo author kembali!
Selamat membaca!
"Anda baik-baik saja Sean?." Tanya Odellia dengan wajah yang sedikit lelah.
Hening, tak ada jawaban yang keluar dari mulut penyihir terkuat di kekaisaran ini. Hanya ada anggukan pelan yang Odellia rasakan di pundaknya.
Kini perasaan Odellia tengah berbunga-bunga, bagaimana tidak? Sekarang ada laki-laki tampan yang memeluknya dari belakang. Persetan dengan reting umur, jika memungkinkan terabas ajalah batasnya.
"Apakah anda lapar?." Tanya Odellia.
"Eumm." Gumam Sean.
'Argh!, bisa gila aku ditampar yang gemoi-gemoi .' Sekali lagi kini batin Odellia tengah menjerit kemenangan.
Sesekali Odellia melirik Sean yang masih menutup matanya sembari memeluk Odellia dari belakang. Melihat itu Odellia menggayuh lonceng yang ada di tepi ranjang dengan tangannya kemudian membunyikannya.
Tak lama kemudian, Vella pelayan pribadi Odellia masuk ke dalam kamar Odellia sembari membawa sarapan paginya.
Namun, betapa terkejutnya Vella ketika dirinya mendapati nonanya tengah bermesraan dengan seorang pria asing. Hal itu membuat Vella seketika cemas, bagaimana jika laki-laki itu telah melakukan hal tidak sononoh pada nonanya?.
Jika Odellia tau kecemasan Vella, mungkin Odellia memilih kecemasan itu menjadi kenyataan, bagaimana tidak? Laki-laki kuat, pintar, kaya dan juga tampan? Memiliki hubungan terlarang dengannya pun tak akan membuat Odellia rugi.
"Nona, boleh saya bertanya siapa Tuan muda di belakang anda?."
"Ah dia." Ucap Odellia sambil mengusap rambut Sean.
"Kau tidak perlu khawatir, dia yang menyembuhkan aesteria ku, berterimakasihlah padanya Vella."
Odellia kini tersenyum simpul, mengingat sekarang laki-laki sangar yang menggemaskan di belakangnya ini adalah sekutunya.
"A-Apa Nona? Anda benar sudah sembuh total? Terimakasih Dewa anda telah mengabulkan do'a saya." Ucap Vella yang kini tengah menangis bahagia.
"Ssttt...jangan terlalu keras Vella, dia masih mengantuk."
"Ah ma-maafkan saya Nona, saya sangat senang sekarang sampai tak sadar telah menganggu tidur Tuan muda."
"Iya, Kau ambilkan lagi hidangan untuknya, aku akan sarapan bersamanya."
"Baik nona, ngomong-ngomong siapa nama Tuan muda itu nona?."
"Sean."
Prang!
"Vella kau tidak apa-apa?"
Odellia terkejut saat Vella tiba-tiba menjatuhkan cangkir teh yang akan dirinya letakkan dimeja makan Odellia.
"No-nona? Tuan Sean? Tuan Sean pemilik menara sihir?" Ucap Vella terbata-bata.
Rambut itu, rambut putih perak itu adalah salah satu tanda yang dimiliki oleh penyihir terbaik di kekaisaran. Benar itu adalah milik Sean.
"Iya."
Mendengar kebisingan itu, orang yang sedari tadi dibicarakan kini telah bangun dari tidurnya dan menatap pelayan yang membuat keributan.
"Ck..mengganggu." Ucap Sean yang hendak menggunakan sihirnya untuk melenyapkan Vella.
"Sean." Ucap Odellia sembari menahan tangan Sean.
"Dia pelayanku, kau tidak boleh kasar terhadapnya. Vella, cepat kau siapkan apa yang ku minta."
Dengan cepat Vella mengangguk setelah membersihkan kekacauan yang dia buat dan meninggalkan Odellia juga Sean yang masih berpegangan tangan. Melihat Odellia menggenggam tangannya, Sean semakin mengeratkan genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Boss (Revisi)
Fantasy(SLOW UPDATE) Note: Cerita ini memiliki alur yang sedikit lambat dari cerita lainnya, mungkin akan membuat para pembaca merasa kesal dan tak sabar untuk mengetahui endingnya, hanya saja jika memang seperti itu penulis sarankan untuk menabung nya te...