BAB-22

2.6K 265 11
                                    


Kini Odellia tidak perduli dengan sekitarnya, yang dia inginkan sekarang adalah menjambak rambut Kennith sampai botak.

Dengan kaki telanjang Odellia mengejar Kennith hingga ke kediaman utama, dimana saat itu mereka melewati ruang kerja Vector.

Suara tawa Kennith menggelegar di seluruh penjuru kediaman. Odellia yang mendengarnya menjerit keras dan semakin mempercepat larinya.

Semua pelayan kediaman utama yang mendengar teriakan Odellia langsung berlari menuju arah suara, dan mendapati Odellia yang kini sedang mengejar Kennith dan terkejut.

'Sejak kapan tuan muda Kennith dan nona Odellia akur?'

Mereka juga terlihat menikmati pertengkaran kecil Odellia dan Kennith, tak seperti biasanya yang penuh dengan tekanan dan hinaan, kini lebih terlihat seperti pertengkaran sepasang kakak beradik yang normal.

Banyak pelayan yang mensyukuri hal itu bukan karena memang berpihak pada Odellia tapi karena iba terhadap nonanya yang selalu dirundung oleh kakak-kakak mereka sedari kecil, dan ada beberapa pelayan yang tidak senang dengan kedekatan keduanya.

Sementara itu di ruang kerja Vector, Aldrick tengah mendiskusikan pengiriman pasukan tambahan ke perbatasan untuk membantu pasukan dan warga yang ada disana.

"Aku berencana untuk menambah pasukan ke perbatasan barat" Ucap seorang laki-laki bersurai hitam.

"Kau yakin? Bukankah disana pasukan kita sudah cukup untuk melindungi perbatasan?"

"Aku mendapati sebuah pergerakan kelompok yang mencurigakan disana, hal ini dilakukan untuk mengatisipasi bila halnya kelompok itu berbuat onar" Ucap Aldrick.

Benar, orang yang sedari tadi berbicara tentang perbatasan barat tak lain adalah Aldrick de Kingston tunangan Odellia yang telah di putuskan Odellia secara sepihak.

"Apakah jumlah mereka banyak?"

"Mereka hanya terdiri dari satu rombongan yang berisi 20 orang, tapi aku merasa bahwa ada yang mecurigakan dari mereka, maka dari itu pihak Grand duke diutus oleh kekaisaran untuk menangani hal itu"

Kini malah Vector yang curiga terhadap pria di depannya ini hanya 20 orang saja mengapa seorang Grand Duke ternama meminta bantuan pada Duke? Bukankah itu terdengar ganjil.

"Hanya 20 Orang?"

"Benar, beberapa mata-mata yang ku kirim mereka menemukan tanda-tanda penberontak disana"

"Jika seperti itu, Kami akan membantu menanganinya"

"Terimakasih atas kerja samanya tuan duke muda"

"Ini sudah seharusnya menjadi tugas kita demi kekaisaran "

"hei tunggu sejak kapan kau menjadi patriotisme seperti ini? " Ucap Aldrick.

Kini cara bicara mereka yang mulanya bersifat formal beralih menjadi casual. Aldrick tidak tahan jika harus lama-lama berbicara formal pada teman dekatnya ini.

"Benarkah?"

"Benar, seorang Vector menghawatirkan kekaisaran? Lucu, hei kau malah terlihat seperti kau ingin mencoba melindungi sesuatu milikmu saja"

"Bisa juga diartikan seperti itu"

Sembari tersenyum tipis Vector menatap keluar jendela ruang kerjanya.

Aldrick yang mendengar jawaban Vector seketika diam, dan mulai merasa tidak nyaman. Saat Vector mengucapkan kata-kata itu yang teringat di bayangan Aldrick adalah Odellia.

Aldrick mencengkeran sofa dan tersenyum palsu di depan Vector. Sementara Vector masih sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Saat keadan ruangan sangat hening tiba-tiba dari luar ruangan terdengar teriakan seorang wanita hingga membuat Vector dan Aldrick terkejut.

The Villainess Boss (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang