"Tolong segera disiapkan saja madam, aku akan tetap membayar kedua gaun ini" Ucap Odellia sambil memeriksa gaunnya yang rusak. Memikirkannya saja membuat dirinya ingin tertawa.Yah... Kau pikir kau lebih pintar dariku Ella? Kau benar-benar keterlaluan batin Odellia sembari meremas gaunnya yang rusak dan tersenyum kecil.
Padahal selama ini dia berusaha untuk tidak bersenggolan dengan pemeran utama wanita. Tapi kali ini pemeran wanita itu sepertinya sudah mulai lepas kendali.
"Ta.. Tapi nona gaun ini sudah rusak dan itu terjadi di dalam butik kami, biar pelayan kami yang lalai saja nona yang menggantinya" Ucap Madam Liana terbata-bata.
"Tidak usah.. Toh ini bukan salah mereka, bahkan jika Madam yang sedang berjaga hal ini akan tetap terjadi. Maka dari itu anda tak perlu memotong gaji mereka atau sampai memecat mereka."
"Yah...penggemarku memang agak keterlaluan untuk hal-hal seperti ini, anda tau sendiri kan Madam?" Lanjut Odellia sembari tersenyum ramah pada Madam Liana.
Mendengar jawaban Odellia, Madam Liana merasa bahwa Odellia berbeda dengan yang dirumorkan. Odellia yang dia temui kali ini entah mengapa terlihat sangat berwibawa dan terlihat cerdas. Dia sangat bersyukur bisa mendapatkan costumer sekeren ini.
"Aku juga tak akan memutus hubungan dengan butik milik anda, anda tidak usah khawatir. Saya sangat suka dengan gaun buatan anda"
"Nona..... " Ucap Madam Liana berkaca-kaca.
Setelah menyelesaikan percakapan mereka dan melakukan pembayaran, Odellia kembali ke ruang utama bersama Madam Liana sambil berbincang ringan. Disela-sela pembicaraan itu Kennith yang melihat keduanya kini terlihat sangat akrab mendengar bahwa Odellia akan dengan senang hati mengundang Madam Liana untuk pergi ke kediamannya dan melakukan pesta teh bersama.
"Sudah selesai?" Tanya Kennith yang menunggu ruang utama bersama Vella.
"Sudah" Ucap Odellia sembari memerintahkan Staff Madam Liana untuk memberikan gaun yang sudah dibungkus itu pada Vella pelayannya.
"Madam saya pamit undur diri, saya sangat berterimakasih atas kerja keras anda, saya berjanji kapan-kapan saya pasti akan mengundang anda untuk minum teh bersama"
"Nona...saya merasa terhormat, saya pasti akan datang"
"Fufufu...anda tenyata orang yang semenyenangkan ini ya Madam"
Setelah keluar dari butik Madam Liana, Odellia kini naik ke kereta kuda kembali bersama Kennith dan Vella.
Ditengah perjalanan Kennith terlihat gusar dan seolah-olah tengah memikirkan sesuatu yang berat. Odellia yang melihat itu hanya memandangnya sebentar dan kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
"Kau...sejak kapan hal seperti itu terjadi?"
Mendengar Kennith membuka mulutnya dan menanyakan hal yang membingungkan membuat Odellia memiringkan kepala kemudian memandang Kennith.
"Apa? " Tanya Odellia malas.
"Kenapa kau tak memberitahuku bahwa mereka melakukan hal kejam itu padamu! "
Odellia yang kaget membulatkan matanya kemudian mengorek telinganya menggunakan kelingking. Dia rasa gendang telinganya kini berdengung.
"Apasih.. Kau mengagetkan ku"
"Orang-orang itu, kenapa kau tak memberitahuku bahwa mereka bersikap kejam padamu" Ucap Kennith sembari menundukkan kepala dan mengepalkan tangannya.
"Kau sekarang benar-benar hilang ingatan, Pura-pura tidak ingat atau memang bodoh?"
"Apa maksudmu?"
"Bukankah kau melihat semuanya Kennith, aku yang dipermalukan, bukannya kau juga pernah melakukannya? Sudahlah buang saja sikap sok prihatin mu itu, aku tak butuh"
Setelah mendengar jawaban Odellia yang dilakukan Kennith hanya terdiam. Dia tak tau harus menjawab apa lagi. Karena lagi-lagi sikapnya kini hanya mempermalukan dirinya sendiri.
Sesampainya di mansion dirinya berpapasan dengan kereta kuda Vector. Odellia yang melihatnya hanya melirik nya sebelum turun dari kereta kuda.
Kennith yang turun terlebih dulu bersiap hendak membantu Odellia untuk turun namun lagi-lagi hanya penolakan yang Odellia tunjukkan.
Odellia yang melihatnya berfikir apa Kennith sekarang benar-benar gila? Bukankah sikap Odellia sudah termaksud penghinaan? Mengapa dia masih berusaha untuk mendapatkan perhatian Odellia.
Sebelum benar-benar turun Odellia mendekatkan kepalanya kesamping telinga Kennith dan membisikkan sesuatu kepada Kennith hingga membuat wajah Kennith mengeras kemudian meninggalkan Odellia begitu saja.
Vector yang melihat itu hendak menanyakan pada Odellia, namun melihat Odellia yang menatap Vector seolah memberikan penolakan membuat Vector mengurungkan niatnya dan pergi ke dalam mansion utama.
"Benar-benar menyebalkan" Ucap Odellia sebelum menyusul kedua kakaknya masuk ke dalam Mansion utama.
Kennith yang kini tengah berdiri dibalik pintu kamarnya merasakan panas pada tubuhnya. Dia yang awalnya berdiri kini berjongkok dan mrmegangi wajahnya.
"Kau benar-benar tak tahu malu Kennith, bahkan aku sampai berpikir apa kau kini mulai gila dan menyukai adik mu sebagai wanita?"
"Odellia....... Kau yang tidak tahu malu" Ucap Kennith di sela-sela kefristasiannya.
"Odellia?... Sebagai wanita?"
Kennith kini mulai membayanngkan bagaimana Odellia. Gadis kecil yang sangat dia benci itu kini telah menjadi seorang wanita yang sangat menawan.
Wajahnya yang cantik, tubuh yang indah, cara bicaranya yang kasar dan sarkas saat bersamanya, tatapan benci dan risih saat didekatnya bahkan senyum yang manis pada pelayan pribadinya itu terus teringat dibenak Kennith.
"Kennith kau gila... Dia adikmu!" Ucap Kennith sembari memukul wajahnya sendiri.
Namun sedetik kemudian wajahnya memerah kembali setelah mendengar ucapan Odellia dari atas kereta kuda. Surainya, bahkan suaranya yang begitu lembut terasa membelai telinga Kennith.
"Sadarlah Kennith, dia hanyalah adik tiri bodoh yang selama ini kau benci" Ucap Kennith kembali memukul wajahnya.
"Ah.. Benarkah? Hahaha kau sungguh manis Vella"
Sekali lagi ingatan tentang Odellia muncul dibenak Kennith. Selama ini dia bersikeras untuk tidak menggubris perasaannya. Tapi kali ini Odellia benar-benar kelewatan.
"Kennith.. Kau laki-laki brengsek" Gumam Kennith sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan sembari terus-menerus mencoba meyakinkan bahwa perasaannya salah.
Tapi sejak kapan? Sejak Odellia mulai berontak padanya? Saat pertengkaran di tempat latihan? Saat Odellia menghilang? Atau saat dia mengajaknya bertengkar ditaman?
"Odellia? Apa aku Menyukainya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Boss (Revisi)
Fantasy(SLOW UPDATE) Note: Cerita ini memiliki alur yang sedikit lambat dari cerita lainnya, mungkin akan membuat para pembaca merasa kesal dan tak sabar untuk mengetahui endingnya, hanya saja jika memang seperti itu penulis sarankan untuk menabung nya te...